Yesa duduk di ruang private tempat dimana kejadian semalam terjadi. Yesa tahu adiknya berbeda jika bekerja, dan apa yang terjadi belakangan ini memang sangat tidak diduga.
Awalnya dia mengira bahwa ini karena hal yang telah Yohan cari tahu selama ini, karena jika bukan apalagi.
Seseorang yang melakukan perbuatan seperti itu adalah orang yang ingin mencari keuntungan dari video tersebut, orang yang ingin sesuatu dari Yohan.
Sebagai seorang kakak Yesa tidak bisa membiarkan adiknya dalam bahaya terus menerus. Yesa terlalu menyayangi adiknya dan akan melakukan apapun untuk melindunginya.
“Kak, lo ngapain disini?” Yohan langsung menyerbu masuk, nafasnya terengah-engah.
“Duduk,” ucap Yesa.
“Kak, ada apaan? Bukannya tadi pagi kita udah gak papa?”
“Memang, tapi gue mau ngomong sama lo gak boleh?”
“Bukan gak boleh, kalaupun mau ngomong kan bisa di kantor.”
“Lo kemana aja hari ini?”
Yohan akhirnya mengerti, dia menghela nafasnya. “Lo pasang tracker di mobil gue atau ada yang ngikutin gue?”
“Gak dua-duanya, gue cuma nanya aja sama lo, lo abis dari mana?”
“TS Hotel.”