“Do you even know why your dad’s here?” tanya Jasmine sambil berdiri di gate keluar kedatangan Internasional Terminal 3, Soekarno Hatta.
“Lah, kan lo yang ngomong sama dia, kenapa nanya gue?”
“Ya kali aja lo tahu kenapa dia kesini.”
“Well, maybe I am. Tapi gak mungkin gue kasih tahu ke lo. Biar dia aja yang ngomong, kan urusan dia.”
Jasmine hanya menggelengkan kepalanya, Jesse dan Joel memiliki hubungan yang unik keduanya tidak suka saling mencampuri urusan masing-masing, dalam hal ini urusan pribadi.
Jesse menikmati privilege sebagai anak pemilik dari TS Grup dan menjalani apa yang diinginkan ayahnya. Dia tidak masalah dengan itu, tapi ketika ditanya apa mereka berdua dekat, jawabannya tidak, mereka saling menghargai satu sama lain.
Tak lama akhirnya pria paruh baya dengan rambut yang telah putih sepenuhnya, tinggi 180 cm memakai kemeja santai berwarna biru dan juga celana bahan berwarna hitam, Jasmine langsung menoleh ke Jesse dan kembali menggelengkan kepalanya.
“Jesse, bahkan Joel jauh lebih menggoda daripada lo,” ucapnya sambil tertawa kecil.
“Bitch,” jawab Jesse santai.
Jasmine tersenyum sambil menatap Joel yang mendekat, seperti biasa Joel langsung memeluk Jasmine ketika bertemu.
“How are you dear?”
“I’m good, let’s go. Perjalanan kita panjang.”
***
Jasmine mengajak Joel duduk di pinggir kolam renang, entah kenapa semenjak pertama kali dia menginjakan kaki di hotel, kolam renang sudah memiliki daya tarik tersendiri.
“Aku ingat di Sydney kamu tertarik dengan taman di lantai 15, dan di hotel ini kolam renang?” tanya Joel begitu dia melihat Jasmine begitu tenang ketika duduk di pinggir kolam.
“Sebenarnya aku suka angin dan gemericik air, tapi di TS Sydney kolamnya tidak bersuara.”
“Mendengar suara gemericik? Why? It’s like meditation?” Joel mengejek.
“Meditation hell.”
Keduanya tertawa, Joel sudah seperti sosok ayah yang Jasmine inginkan, tidak terlalu menuntut, mendengar setiap keluh kesah, mengerti keinginan dan bisa santai saat bicara.
Tak banyak orang yang tahu bahwa Jesse dan Joel sebenarnya bukanlah ayah dan anak kandung. Jesse merupakan anak dari kakak Joel, dan Jesse diadopsi secara resmi dan menjadi ayah dan anak.
Jesse tahu hal ini, dia juga memanggil Joel dengan sebutan ayah bukan paman atau hanya namanya.
Jesse menghormati Joel bukan hanya karena dia mengadopsi tapi Joel selalu berusaha menjadi sosok ayah tanpa menghilangkan ayah kandungnya.
“So what’s the news?” tanya Jasmine.
“Alexander, aku tau alasanmu pulang dan kamu juga menjelaskan kondisimu, tapi aku sepertinya harus minta maaf.”
“Kenapa? Aku dipecat sekarang?”
“Aku memecatmu? Kalau bisa, aku akan mengambil alih hotel keluargamu supaya kamu tetap bekerja untukku.”
“Oke, lalu? Katakan saja aku akan mencoba mengerti.”
“Pada acara pembukaan kemarin, beberapa investor TS juga ada disana, entah kamu menyadarinya atau tidak.”
“Mereka tidak suka denganku?” potong Jasmine.
“Hei, aku belum selesai bicara, jangan potong ketika orang tua sedang bicara.”
“I’m sorry sir. Keep going.”
“So, mereka merasa bahwa apa yang kamu lakukan di acara pembukaan itu sangat berhasil dan bahkan pelayanan yang kamu buat sangat menyenangkan untuk mereka.”
“Well, that’s a team effort, it’s not just my work, Jesse and Lucy took part in it. That’s not just mine.”