Jalaluddin, atau biasa disapa Jay, adalah anak kedua dari empat bersaudara. Di keluarganya, ia dikenal sebagai anak yang berbeda. Kakaknya, seorang pria yang sudah mulai bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai sopir, sering memberikan nasihat praktis tentang kehidupan yang penuh tantangan. Adiknya yang lebih muda, yang juga seorang laki-laki, tampak lebih pendiam dan fokus pada pelajaran di sekolah. Sementara si bungsu, seorang perempuan yang baru saja menginjak usia 2 tahun, selalu membawa keceriaan ke dalam rumah dengan tawanya yang riang.
Di antara mereka, Jay adalah yang paling berbeda. Bukan karena sikapnya yang aneh, melainkan karena cara berpikir dan hidupnya yang jauh dari pola yang sudah ditetapkan oleh orang tuanya. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang terbilang cukup bebas. Di rumah, ia dapat bebas mengekspresikan dirinya, meski tetap dalam batasan yang wajar menurut orang tuanya. Tetapi, meskipun demikian, ada satu hal yang selalu menjadi penekanan dalam setiap percakapan orang tuanya: jangan pernah gegabah dalam pergaulan.
Jay bukanlah anak yang menonjol di bidang akademik. Nilai-nilai pelajaran di sekolahnya bisa dibilang standar, dan ia tidak begitu peduli dengan itu. Di matanya, angka-angka di rapor hanyalah sebuah formalitas. Apa yang ia cari adalah kebebasan untuk mengeksplorasi sisi kreativitasnya yang mengalir deras dalam dirinya. Salah satu hal yang membuat Jay merasa berharga adalah kemampuannya dalam melukis. Tidak hanya lukisan biasa, ia mahir dalam melukis gambar dengan teknik gravity yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.
Seni sudah menjadi bagian dari hidup Jay sejak ia kecil. Ia bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk melukis, baik di atas kertas, kain, atau dinding rumah. Bahkan, ia sudah mulai menciptakan karya seni yang bisa menghasilkan uang. Dalam usia yang masih sangat muda untuk seorang anak SMP, Jay sudah memiliki pelanggan tetap yang memintanya untuk melukis gambar dengan gaya graviti. Ia bisa mengerjakan satu lukisan dalam waktu yang tidak terlalu lama, dan hasilnya seringkali lebih dari cukup untuk uang jajannya. Semua itu bisa ia dapatkan dengan hanya menggunakan alat-alat lukis sederhana.