Stasiun Baru

Topan We
Chapter #8

Tato

Jay menyandarkan tubuhnya di tembok belakang bengkel, menghisap rokok yang tinggal setengah batang. Asapnya mengepul pelan, mengambang di udara panas sore hari. Suara mesin las dari dalam bengkel terdengar berdenting, sesekali diselingi suara tawa keras Deri dan Rohman yang tengah meledek tukang las baru.

Di lengan Rohman, tato naga meliuk dari bahu ke pergelangan tangan. Hitam dan garang. Deri punya tulisan Arab di lehernya, yang katanya ayat pelindung, walau ia tak tahu pasti artinya. Teman-teman Jay, sebagian besar, punya lukisan di tubuh mereka. Bukan sekadar gaya, tapi semacam simbol kejantanan. Bukti bahwa mereka punya cerita, dan berani mengukirnya di kulit.

Jay awalnya hanya memperhatikan. Ia bukan tipe yang ikut-ikutan. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini ia merasa ingin juga punya sesuatu yang bisa ia kenang. Bukan sekadar bekas luka karena jatuh atau terbakar knalpot. Tapi luka yang dipilih. Luka yang disengaja. Kebetulan tato Deri dan Rohman itu buatan Jay sendiri.

"Kapan mau di-tato, Jay?" tanya Deri, sambil menyodorkan botol air mineral yang isinya sudah diganti dengan bensin oplosan.

Jay tertawa, menepis tawaran itu. "Nanti aja deh."

"Ih masa tukang bikin tato, enggak di tato. Anak-anak aja udah hampir semua ditato ku maneh, Jay," kata Deri lagi.

Jay hanya tersenyum. Tapi kata-kata mereka menempel. Mengendap di kepalanya. Pulang ke rumah malam itu, Jay berbaring dan menatap langit-langit. Pikirannya kosong, tapi dadanya terasa berat. Seperti ada yang ingin dia buktikan, entah pada siapa. Mungkin pada dirinya sendiri.

Besoknya, Jay mengantar pasir ke proyek dekat terminal. Di ujung terminal, di sebuah kios sempit, ada tukang tato panggilan. Namanya Piyan. Badannya besar, rambut cepak, tangan penuh tinta. Ia menyambut Jay dengan senyum kecil yang menyeramkan.

"Baru pertama?"

Jay mengangguk. "Iya, A. Bisa hari ini?"

"Bisa. Mau gambar apa?"

Jay diam sejenak. Ia sudah lama memikirkan ini. Lalu ia menjawab, "Mau gambar jangkar. Di dada kiri."

"Jangkar? Simbol apa tuh?"

Lihat selengkapnya