Stasiun Baru

Topan We
Chapter #11

Percakapan Receh Di Sebuah Steam

Suara mesin steam menggema memenuhi halaman kecil tempat cucian mobil milik keluarga Jay. Asap putih tipis naik dari selang tekanan tinggi yang bergerak lincah di tangan bapak Jay, sementara air bercampur sabun mengalir deras ke selokan kecil yang mengiris bagian depan bengkel. Sore itu langit tampak menguning, meninggalkan panas yang belum benar-benar pergi.

Sebuah mobil pick-up berhenti di depan gerbang. Catnya kusam, namun baknya penuh bekas noda hitam pekat yang mengering, mengeluarkan bau karet yang kuat. Aroma khas yang hanya dikenal oleh orang-orang yang hidup dari kebun dan pabrik karet.

Mobil pick up yang sudah menemani Pak Hotib selama beberapa tahun ini menjadi sebuah saksi pahit manisnya dalam membangun sebuah usaha di kampung. Ia masih memiliki satu mobil pick up lagi yang masih terhitung baru. Namun untuk bagian yang bekerja keras, ia selalu menggunakan mobil pick up lamanya.

Pak Hotib turun dari mobil sambil menepuk celananya yang terkena serpihan getah.

“Steam, Kang!” sapanya lantang.

“Ayo masukin aja!” jawab bapak Jay sambil tersenyum. “Wah, tebal banget ini. Baru ngirim ya?”

“Iya, baru pulang,” jawab pak Hotib, menghela napas panjang.

"Kaya nya banyak hari ini?"

“Dapat satu ton lebih sedikit doang hari ini. Alhamdulillah lah, lumayan. Harga juga lagi naik.”

Bapak Jay menyalakan mesin steam. Sesekali ia batuk kecil.

"Bantu modal nih, pak bos,"

Lihat selengkapnya