Stasiun Baru

Topan We
Chapter #15

Antar Pulang

Hari kelulusan selalu membawa perasaan yang aneh. Bukan sepenuhnya bahagia, bukan pula sepenuhnya sedih. Hana merasakannya pagi itu, saat ia berdiri di halaman sekolah dengan seragam putih-biru yang penuh coretan spidol warna-warni. Namanya tertulis di punggung baju, disertai tanda tangan teman-temannya, gambar-gambar kecil yang tidak jelas bentuknya, dan kalimat-kalimat iseng yang kelak akan menjadi kenangan.

Ia lulus dari SMP negeri itu. Resmi. Tiga tahun yang penuh aturan, hukuman, tawa, dan rahasia akhirnya selesai.

Jay mengirimkan pesan sejak pagi.

Jay: "Selamat ya. Udah lulus lagi aja.."

Hana membaca pesan itu sambil tersenyum. Kata selamat terasa hangat di dadanya. Ia membalas singkat:

Hana: "Makasih. Nanti jemput aku, ya!"

Jay sempat membaca pesan itu dua kali. Jemput. Kata itu sederhana, tapi maknanya besar. Ia tahu, menjemput Hana hari ini bukan sekadar soal motor dan jarak. Ini tentang keberanian. Tentang melangkah sedikit lebih jauh.

Setelah acara coret-coretan selesai dan tawa mulai berkurang, Hana berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu. Tak lama kemudian, motor Jay berhenti di depannya. Jay mengenakan kaos hitam dan celana jeans yang sama seperti biasanya.

Tidak ada yang istimewa, tapi entah kenapa Hana merasa itu cukup.

"Lama nunggu?" tanya Jay.

"Enggak," jawab Hana sambil naik ke motor. "Antar aku pulang, ya. Sampai rumah."

Jay terdiam sesaat. Ia sebenarnya hanya berniat mengantar sampai ujung perempatan, seperti biasa. Rumah Hana bukan wilayah yang ia kenal. Ada orang tua di sana. Ada tatapan-tatapan yang belum tentu ramah.

"Jay," kata Hana pelan tapi tegas. "Aku mau kamu anter sampai rumah."

Jay mengangguk, meski dadanya terasa berat. Motor pun melaju.

Sepanjang jalan, Jay jarang bicara. Pikirannya penuh. Ia membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk, pertanyaan, penilaian, bahkan penolakan. Sementara Hana duduk di belakangnya dengan perasaan campur aduk antara bangga dan gugup.

Lihat selengkapnya