Stasiun Lama

Topan We
Chapter #2

Kejutan Dan Angin Cemburu

Pagi itu, langit biru cerah tanpa awan menandakan hari yang sempurna bagi Fifi. Hari ini adalah ulang tahun kekasihnya, Guntur. Fifi sudah merencanakan kejutan ini sejak beberapa minggu yang lalu. Dia ingin memberikan hadiah yang spesial dan bermakna untuk Guntur. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa pagi yang cerah ini akan menjadi awal dari hari yang penuh tantangan.


Fifi adalah siswi kelas dua belas di sebuah sekolah menengah atas di kota kecilnya. Dengan rambut panjang terurai dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, dia dikenal sebagai sosok yang ramah dan ceria. Teman-temannya menyukai kepribadiannya yang hangat dan selalu siap membantu. Guntur, kekasihnya, adalah siswa yang aktif juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka telah menjalin hubungan selama kurang lebih 4 tahun, walaupun hubungan mereka putus nyambung tapi keduanya sangat bahagia bersama.


Hari ini, Fifi sudah bangun lebih awal dari biasanya. Dia mempersiapkan sebuah kado istimewa untuk Guntur. Sebuah jersey AC milan yang sudah lama diidamkan oleh Guntur. Dia membelikannya hadiah ini karena tahu bahwa Guntur adalah pecinta sepakbola. Dia juga menulis sebuah surat yang penuh dengan perasaan cintanya, berharap surat itu bisa menggambarkan betapa besar cintanya kepada Guntur.


Fifi berangkat ke sekolah dengan perasaan berdebar-debar. Dia sudah tidak sabar untuk melihat reaksi Guntur ketika menerima hadiahnya. Sesampainya di sekolah, dia melihat Guntur sedang berbicara dengan teman-temannya di halaman sekolah. Fifi ingin segera menghampirinya, tetapi dia memutuskan untuk menunggu hingga waktu yang tepat.


Saat jam istirahat tiba, Fifi melihat Faisal, Mila dan Keysha teman sekelasnya, sedang duduk di kantin. Faisal adalah siswa yang pintar dan energik. Namun saat itu ia sedang memiliki masalah. Fifi merasa kasihan dan memutuskan untuk menghampiri mereka.


"Hai? Udah pada makan?" tanya Fifi sambil tersenyum.


"Udah, Fi." jawab Faisal dengan suara pelan.


Mereka berbicara tentang pelajaran, tugas, dan hal-hal lain yang biasa dibicarakan teman sekelas. Fifi merasa senang bisa ikut membuat Faisal sedikit lebih ceria. Namun, tanpa disadari, Guntur melihat mereka dari kejauhan. Hatinya terbakar cemburu. Dia salah paham mengira Fifi dan Faisal beserta dua teman Fifi sedang berbicara tentang sesuatu yang lebih dari sekadar teman sekelas. Karena Guntur tahu dan pernah mendengar kabar bahwa Faisal sempat ingin menjalin hubungan dengan Fifi.


Setelah jam istirahat selesai, Fifi kembali ke kelas dengan perasaan puas. Dia dan kedua temannya berhasil membuat Faisal tersenyum, dan sekarang dia bisa fokus pada rencananya untuk memberikan hadiah kepada Guntur. Namun, Fifi merasa ada yang aneh. Guntur tidak seperti biasanya. Dia terlihat murung dan tidak banyak bicara.


Fifi mencoba mendekati Guntur. "Hey, apa kamu baik-baik aja? Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu," katanya lembut.


Guntur hanya mengangguk tanpa menjawab. Fifi merasa ada yang tidak beres, tetapi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Hingga akhirnya, bel pulang berbunyi. Fifi melihat ini sebagai kesempatan untuk memberikan hadiah kepada Guntur.


"Gun, tunggu! Aku ingin memberikan sesuatu untuk kamu," kata Fifi namun ia belum mengeluarkan kado dari tasnya.


Namun, Guntur malah menjauh. "Aku lagi gak butuh apapun dari kamu." katanya dingin.

Lihat selengkapnya