Stasiun Lama

Topan We
Chapter #3

Mencari Guntur

Fifi melangkah dengan hati yang penuh harap, matanya menyisir setiap sudut halaman sekolah yang luas. Langit cerah tanpa awan, tetapi di dalam hatinya, awan kelabu mulai berkumpul. Hari ini, Fifi merasa ada sesuatu yang penting yang harus ia katakan kepada Guntur, seseorang yang selalu mengisi pikirannya. Sudah beberapa hari ini ia merasakan jarak yang tidak biasa antara mereka berdua. Guntur yang biasanya selalu ada di dekatnya kini terasa semakin jauh.

Sepanjang jalan menuju kantin, Fifi mempercepat langkahnya. Ia berharap bisa menemukan Guntur sedang bersantai di sana, seperti biasanya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat kerumunan siswa di depan papan pengumuman. Di antara kerumunan itu, tak ada tanda-tanda kehadiran Guntur. Fifi menghela napas panjang dan memutuskan untuk mencari di tempat lain.

Ia melanjutkan perjalanannya ke lapangan futsal. Guntur sering menghabiskan waktu di sana, bermain bola bersama temannya atau sekadar bersantai di bangku tepi lapangan. Ketika sampai di sana, Fifi merasa kecewa. Lapangan itu kosong, hanya ada beberapa bola yang tergeletak di sudut. Tidak ada suara tawa atau celoteh Guntur yang biasa mengisi ruang itu.

Hati Fifi mulai gelisah. Ia merogoh saku rok seragamnya dan mengeluarkan ponsel. Dengan cepat ia mengirim pesan singkat kepada Mila, sahabatnya yang selalu bisa diandalkan.

“Mil, lu lihat Guntur nggak? Gua lagi cari dia.”

Tidak lama kemudian, ponselnya bergetar. Pesan dari Mila masuk.

“Coba cek di taman belakang. Biasanya dia di situ.”

Fifi segera bergegas menuju taman belakang sekolah. Tempat itu memang sering menjadi tempat favorit Guntur untuk merenung atau sekadar menikmati suasana sejuk di bawah pepohonan rindang. Ketika mendekati taman, Fifi melihat beberapa siswa sedang duduk di bangku, namun tidak ada Guntur di antara mereka. Ia melangkah lebih dalam ke taman, berharap menemukan Guntur sedang bersandar di pohon favoritnya.

Tapi harapan itu kembali pupus. Guntur tidak ada di sana. Fifi berdiri terdiam di tengah taman, merasa frustrasi. Ke mana lagi ia harus mencari?

Lihat selengkapnya