Dua puluh kilometer perjalanan dari gedung wisuda dilewati Naya dengan perasaan sangat bahagia. Jendela kaca mobil menjadi saksi bahwa sepanjang perjalanan pulang ini dilewatinya dengan terus memandang keluar. Bibir yang terus tersungging dan mata yang berbinar seperti membenarkan perasaannya saat ini.
“Iya… iya… yang dari tadi senyum-senyum terus. Sampai nggak sadar, udah sampai di rumah, nih!” Kata Gita, Kakak perempuan Naya satu-satunya. Gita keluar dari mobil dan berlalu meninggalkannya. Rupanya Bapak dan Ibu juga sudah lebih dahulu keluar dari mobil.
Naya bergegas mengemasi barang-barangnya. Toga, ijazah, bouqet bunga dan hadiah lainnya, serta sebuah tanda penghargaan bertuliskan: Wisudawan Terbaik Tahun 2015. Inilah alasan perasaan bahagianya hari ini. Inilah bukti bahwa dia telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Inilah bentuk pertanggungjawabannya terhadap Bapak dan Ibunya yang telah membiayai pendidikannya selama ini.
“Bapak bangga sekali, Nduk. Saat namamu dipanggil sebagai wisudawan terbaik tadi, ada nama Bapak juga disebutkan pembawa acaranya. Bapak disuruh berdiri. Ya sebenarnya malu, tapi Bapak berdiri juga dan dilihatin orang tua yang lain sambil bertepuk tangan.” Ujar Bapak. Matanya terlihat berkaca-kaca saat berucap.