Bella memasuki kelasnya dengan wajah yang ditekuk. Setelah menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk membersihkan halaman belakang sekolah dan ruang musik, gadis itu kini telah berada di kelasnya.
Suasana kelas terlihat ramai karena guru-guru sedang mengikuti rapat. Bella menghela napas lega karena ia tidak perlu capek-capek berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran pertama dan kedua selesai.
Meskipun begitu, gadis itu tetap saja merasa sial. Jika bukan karena Sean, ia tidak akan repot-repot mengeluarkan tenaganya hanya untuk membersihkan area sekolah yang bahkan sangat dibencinya itu. Salah satu alasan mengapa ia sering kali membuat onar di sekolah. Ia berharap dengan berbuat demikian, guru-guru bisa berpikir untuk mengeluarkannya dari sekolah. Namun ternyata tidak seperti itu. Senakal apapun ia, tidak ada seorangpun guru yang berani mengeluarkannya. Hal ini dikarenakan ayah Bella merupakan salah satu orang berpengaruh di sekolah tersebut.
"Telat lagi lo Bel?" Bella menoleh ketika mendengar suara seseorang berbicara kepadanya.
Rendy--cowok beranting hitam--itu berjalan menghampiri Bella yang saat ini sedang terduduk di kursinya diikuti oleh teman-temannya yang lain. Mereka mengernyit bingung melihat wajah gadis itu yang dipenuhi peluh seperti habis mengerjakan sesuatu.
"Abis jualan bakso keliling mbak?" Mareen, salah satu teman Bella yang juga merupakan seorang bad girl itu angkat suara.
"Dek Bella kenapa? Sini cerita sama abang,"
"Najis Dit! Awas lo ditonjok pak Ketos."
Radit--cowok yang memiliki banyak tindikan di telinganya itu duduk di sebelah Bella seraya merangkul pundak gadis itu. Bella yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terkekeh geli. Di antara teman-teman cowoknya yang lain, Radit lah yang paling sering menggodanya.
"Iri bilang bos!" Ujar Radit kepada Reza--cowok berambut keriting yang tadi menyahutinya itu.
"Bacot lo semua!" Mona tiba-tiba saja ngegas. Di antara mereka berenam, Mona lah yang paling savage. Gadis itu tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan kata-kata pedasnya kepada orang yang berani mencari gara-gara dengannya.
Mollaren3R merupakan nama geng yang dibentuk oleh Bella dkk. Nama tersebut diambil dari nama mereka masing-masing. Mo untuk Mona, La untuk Bella, Ren untuk Mareen, dan 3R untuk Radit, Rendy dan Reza. Meskipun terkenal nakal, namun dari segi otak, mereka tidak kalah pintar dari anak-anak lainnya. Motto mereka adalah : 'Nakal boleh, bego jangan'
Dalam kehidupan mereka di sekolah, Mollaren3R menjadikan osis sebagai musuh bebuyutan mereka. Sebenarnya, mereka tidak memiliki urusan dengan para anggota osis itu. Hanya saja, kelakuan para osis yang sok berkuasa itu membuat mereka muak dengan organisasi tersebut.
Teman-teman Bella sendiri awalnya merasa keberatan dengan hubungan Sean dan Bella karena biar bagaimanapun, Sean merupakan ketua dari perkumpulan sok berkuasa itu. Mereka khawatir Bella akan berpaling dan memutuskan untuk keluar dari geng tersebut. Namun Bella meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada yang berubah bahkan setelah ia dan Sean berpacaran. Semuanya akan tetap sama. Ia akan tetap menjadi Bella yang orang lain kenal. Dan memang, gadis itu telah membuktikan ucapannya. Terbukti sampai detik ini, Bella masih menjadi bagian dari Mollaren3R dan bahkan membela teman-temannya dihadapan pacarnya sendiri.
"Sayangnya Radit kenapa? Kok sampe keringetan gini," Radit mengelap peluh yang ada di dahi Bella menggunakan tangannya. Reza yang sudah tidak tahan dengan kemodusan Radit segera menepis tangan cowok itu dari sana.
"Gak usah pegang-pegang deh Dit! Tangan lo itu gak steril. Ntar yang ada Bella jadi jerawatan gara-gara lo!"