“Pa, aku boleh ikut PMDK?” tanya Sam ketika kami makan malam bersama.
“Apa itu PMDK?” tanya Papa.
“Penelusuran Minat dan Kemampuan. Itu semacam seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Tapi seleksinya berdasarkan nilai rapor. Nilai raporku selama ini, kan, bagus. Jadi, aku mau coba,” jelas Sam.
“Bagus itu,” jawab Papa.
“Cuma,” ujar Sam lagi.
“Kenapa?”
“Kuliahnya di Bogor,” ujar Sam.
“IPB[1]?” tebak Papa.
Sam mengangguk.
“Boleh.” Papa tersenyum.
“Tapi kalo kamu nggak lulus gimana?” tanya Mama.
“Kalau nggak lulus, aku ikut UMPTN,” terang Sam. “Aku ikut PMDK itu maksudnya juga buat jaga-jaga. Kalau ini lulus, berarti aku nggak usah ikut UMPTN. Tapi kalau ini nggak lulus, aku masih punya kesempatan untuk ikut UMPTN. Aku di sekolah juga tetap ikut bimbingan belajar, kok.”
“Seleksi PMDK dimulai kapan?” tanya Mama.
“Sekarang juga sudah dimulai. Kemarin guru-guru juga sudah kasih pengumuman. Yang mau ikut, bisa mulai kirim fotokopi rapor.”