Baru kali ini aku merasa begitu bahagia ketika menginjakkan kaki di rumahku di Pondok Kelapa. Biasanya aku merasa tidak betah. Pun aku juga malas bertemu dengan para penghuninya. Namun, kini aku benar-benar bahagia.
Akhirnya masa hukumanku berakhir juga. Papa segera datang menjemput di hari kebebasanku. Tadi, ia sempat menawarkan apakah aku ingin mampir dulu. Namun, aku menolaknya karena sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah.
“Mbak Evie!” Sam langsung menghambur memelukku begitu aku masuk rumah.
Aku balas memeluknya. Papa ikut merangkul pundakku. Kami bertiga berpelukan melepas rindu.
“Mama mana?” tanyaku.
“Ada di kamar,” jawab Sam.
Tanpa membuang waktu, aku segera menuju kamar Mama. Lalu mengetuknya, dan membuka pelan-pelan pintunya. Mama terbaring di tempat tidur. Matanya terbuka, tetapi tatapannya begitu sayu.