Stigma

Nita Simamora
Chapter #13

LONELY OCTOPUS

Di hari Kamis, sejak pagi tanah dibasuh gerimis. Namun, hal itu tidak mengurungkan semangat murid-murid. Sejak pukul tujuh mereka sudah hadir di TK Bintang dengan seragam hijau muda. Topi warna senada serta botol minum yang tergantung di leher, melengkapi penampilan anak-anak. Mereka sudah tak sabar untuk pergi ke Sea World.

Sebelum menuju bis, seluruh murid dan guru berkumpul di aula. Meskipun akan belajar di luar sekolah, doa pagi tetap harus dijalankan. Hal itu telah menjadi rutinitas wajib di TK Bintang.

“Semua sudah siap?” tanya Cello dengan suara lantang. Pertanyaan itu dijawab murid-murid dengan suara yang tak kalah kencang.

“Masing-masing kelas silahkan berbaris, seperti kereta api. Lalu jalan ke bis, bersama guru masing-masing, ya,” ucap Cello. Sebagai penanggung jawab, ia juga didaulat untuk memberi pengarahan.

Murid-murid pun berbaris. Dimulai dari Kelas Rigel dan Cannopus, yang berisi murid-murid TK besar. Kemudian disusul oleh Kelas Sirius, dan terakhir Kelas Vega. Dengan tertib, murid-murid keluar dari aula menuju bis yang sudah terparkir di halaman.

“Miss Cello, ada telepon dari pihak Sea World,” ucap Dara sembari menunjuk ke arah ruangannya. “Kelas Vega biar saya yang anterin ke bis.”

“Baik, Miss.” Cello mengangguk sembari bergegas menuju ruang kepala sekolah.

*** 

“MISS!” Arkan berteriak dari ambang pintu ruang kepala sekolah. Bocah itu lalu berlari masuk ke ruangan. Dengan mata merah, dia menyerbu sang guru. 

“Ssst,” desis Cello sambil meletakkan telunjuk di bibir. Ia lalu menunjuk gagang telepon, memberi isyarat jika sedang melakukan pembicaraan.

“Miss, ayo ke bis. Nanti ketinggalan. Miss harus ikut,” rengek Arkan dengan nada panik. Dia menarik-narik tangan kiri gurunya. Bocah itu tidak peduli pada peringatan Cello.

Beberapa menit yang lalu, Arkan sudah duduk manis di bis. Namun, dia tiba-tiba panik saat menyadari Cello tidak ada. Setelah mendapatkan informasi dari Dara, bocah itu pun bergegas menyusul sang guru di ruang kepala sekolah.

Cello terpana melihat tingkah laku Arkan. Setelah meminta ijin pada lawan bicaranya, wanita itu pun meletakkan gagang telepon. Cello lalu berlutut demi mendengar penjelasan sang murid.

“Arkan kenapa?”

“Nanti Arkan sama siapa? Miss harus ikut,” ucapnya sendu. Bocah itu khawatir jika Cello tidak ikut ke Sea World.

Lihat selengkapnya