“Jam tujuh? Apa tidak terlalu pagi untuk anak-anak?” tanya Dara. Wanita itu terkejut mendengar permintaan bawahannya.
Cello menunduk malu. Namun, ia tidak punya solusi lain. “Besok saya benar-benar ada keperluan penting. Jam sembilan saya harus tiba di lokasi. Mau nggak mau, saya terpaksa harus memajukan jadwal gladi bersih Kelas Vega.”
Wanita itu tidak menyampaikan alasan jujur pada sang kepala sekolah. Cello tidak ingin permohonannya ditolak mentah-mentah. Ia juga tak ingin terlihat egois, meskipun kenyataannya seperti itu.
Butuh beberapa menit, hingga Cello mendapatkan jawaban. “Ya sudah. Tapi Miss harus pastikan, saat pentas lusa nanti, murid Kelas Vega bisa mengikuti dengan tertib.”
Cello mengangguk. Setelah mendapatkan jawaban, ia segera pamit. Wanita itu tidak ingin sang kepala sekolah berubah pikiran. Ia segera melakukan rencana selanjutnya. Sore itu, Cello pun menghubungi seluruh wali murid Kelas Vega, menginformasikan perubahan jadwal latihan terakhir.
***
Pukul sembilan lewat lima belas menit, Cello dan Arkan telah berkendara di jalanan ibukota. Bocah lelaki itu berdendang riang mengikuti alunan musik yang diputar di mobil. Sejak bertemu di lobi apartemen, senyumnya tidak pernah hilang.
“Kita mau ke mana, Miss?”
“Sky World,” jawab Cello singkat.
“Sky World?” ulang Arkan tak percaya.
“Ya! Kita mau lihat roket, planet-planet, film luar angkasa, dan masih banyak lagi.”
“Hore!” Arkan bersorak. Bocah itu tak mampu menyembunyikan perasaan bahagia. Dia tidak menyangka sang guru akan mengajaknya ke sana. Arkan pun kembali berdendang, semakin riang.
Butuh waktu setengah jam hingga mereka tiba di Sky World. Tempat tersebut menyajikan berbagai alat peraga maupun miniatur yang berhubungan dengan dunia astronomi. Semalam, Cello memutuskan untuk mengajak Arkan ke sana. Ia ingin menepati janji yang pernah diikrarkan.
“Wow! Cool!” sorak Arkan.
Arkan tak bisa menahan kekaguman sejak memasuki pintu utama. Dia segera berlari ke sana kemari. Bocah itu bahkan meninggalkan guru yang telah membawanya.
Objek pertama yang dituju Arkan adalah kotak kaca berisi miniatur roket dan satelit. Ada lima belas kotak kaca yang tersebar di kanan dan kiri. Bocah itu mengamati setiap kotak dengan cermat sambil terus berdecak kagum.
Setelah puas, bocah itu beralih pada gambar-gambar yang dipajang di sepanjang selasar. Di sana tergambar berbagai fenomena langit; Nebula, Aurora, Big Bang, Supernova, dan sebagainya. Cello mengikuti di belakang sambil menjelaskan setiap gambar yang sedang mereka lihat.