Pada akhirnya kita harus menyadari
Bahwa kekuatan adalah saat perjuangan yang diciptakan sekuat tenaga
Untuk melewati semua kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah
Pada keadaan dan hati yang mampu menerima
Segala takdir yang di tujukan pada diri
Mendung menggantung di langit kala mereka tiba di sebuah rumah yang lumayan besar berwarna putih. Sebelum memijakkan kakinya ke tanah Vyno melihat sebuah papan yang berdiri di depan sebuah jendela bertuliskan ‘Panti Asuhan Kasih’. Vyno dan Ryana disambut hangat oleh seorang lelaki tinggi berkacamata dengan senyuman dan elusan hangat menyentuh kepala mereka bergantian.
Seorang wanita paruh baya mengajak Sunvyno, Staryana dan Skyallvaro ke dalam sebuah ruangan yang besar. Di dalam ruangan itu ada begitu banyak anak dari segala usia. Semua mata tertuju kepada mereka ketika pintu terbuka, lalu wanita tersebut memperkenalkan Vyno, Ryana dan Allvaro kepada penghuni ruangan tersebut.
Vyno menggenggap erat tangan Ryana. Tubuhnya sedikit gemetar. Matanya menyiratkan kecemasan saat melirik Ryana saudara perempuannya. Satu anggukan dari Ryana mampu memberikan ketenangan bagi Vyno. Kaki mereka melangkah pelan memasuki ruangan itu dan mencoba tersenyum kepada penghuninya.
“Ini adalah teman-teman kalian disini, kalian tidak akan merasa kesepian,” ucap wanita itu, lalu tersenyum lembut sambil menekukkan sedikit kakinya untuk menyamai ketinggiannya dengan ketiga anak yang baru saja menjadi penghuni baru Panti Asuhan Kasih.
Tangan Ryana menarik tangan Vyno pelan seperti memberi isyarat semua akan baik-baik saja. Ryana dan Vyno kini duduk di atas sebuah kasur berwarna coklat. Ryana dengan perlahan menidurkan adiknya Allvaro, lalu menepuk-nepuk pelan lengan kirinya agar tetap terjaga dari tidurnya.
Ada beberapa anak-anak yang berani dan tidak malu-malu mendekati teman barunya untuk berkenalan. Ada juga yang tidak percaya diri, merasa malu dan hanya berdiam diri diatas kasurnya dengan mata yang masih tertuju kepada ketiga penghuni baru tersebut.
“Hai! Kenalin namaku Bobby,” ujarnya dengan tersenyum menunjukkan gigi putihnya, lalu tak lama lengan kanannya maju untuk berjabat tangan.
“Hai Bobby! Saya Ryana,” sahut Gadis berumur 8 tahun itu dengan memberi senyuman kepada Boby yang mengajaknya berkenalan.
“Hai Ryana!” seru Bobby tersenyum dan menolehkan kepala ke arah Vyno yang memilih untuk berdiam diri dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
“Ini adalah kakakku Sunvyno panggil saja kak Vyno dan ini adalah adik kami yang bernama Skyallvaro,” jelas Ryana memperkenalkan anggota keluarganya yang masih tersisa.
Vyno mencoba untuk tersenyum dan menjabat tangan Bobby mengikuti apa yang telah Ryana lakukan. Vyno adalah anak sulung yang mempunyai sifat penakut dan juga anak yang cengeng. Berbeda dari saudara permpuannya Ryana yang cerewet, tegas dan juga gadis pemberani seperti ibunya.
Ketika malam sudah memperlihatkan kegelapannya dan menawarkan bulan dan bintang-bintang di langit. Bobby datang dan menghampiri Vyno yang sedang duduk di dekat saudara perempuannya. Ryana tengah menyusui adiknya dengan susu formula pemberian dari tetangga mereka.
Ryana tampak cekatan melakukan hal seperti itu meskipun usianya terbilang masih sangat belia. Ini semua bisa terjadi akibat didikan orangtuanya yang tidak pernah memanjakan anaknya. Ryana juga selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu meniru segala pekerjaan yang dilakukan ibunya di rumah. Sering kali dia ambil bagian dari apa yang di lakukan oleh ibunya. Salah satunya adalah menjaga adiknya Allvaro.
Tangan Vyno menepuk-nepuk paha saudara laki-lakinya itu agar segera terlelap tidur. Lalu ketika melihat Bobby mendekatinya. Tangannya terhenti dan berpaling kepada Bobby yang mengajaknya bercerita.
“Kamu tau tidak disini kalau malam hari di luar itu gelaaap sekali,” bisik Bobby dengan suara yang datar.