Hidup ini memang menarik adanya
Kita sama sekali tidak pernah menerka-nerka apa yang akan terjadi
Seperti penonton yang dibuat terkesima
Oleh lika-liku alur yang berjalan dengan penuh rasa yang tercipta
Mentari pagi kini menampakkan diri dari ufuk timur. Cahayanya menusuk melewati celah-celah kosong dedaunan, yang menjulang tinggi di atas tenda usang tempat beristirahat ketiga makhluk kecil yang kini hidup sebatang kara tanpa orangtua. Entah apa yang akan terjadi kepada mereka di tengah hutan belantara tanpa perlindungan orang dewasa. Suara burung berkicau sayup-sayup terdengar oleh Vyno dan saudara perempuannya yang menyadarkan mereka bahwa pagi sudah menyambut ketiga anak kecil ini
SREEEEEKKK
Jemari Vyno menarik sebuah kancing penutup tenda dengan lihai. Matanya tampak mengernyit kala cahaya mentari menelusup ke dalam tenda mereka. Kedua tangannya direnggangkan untuk menikmati pagi yang masih memberi mereka kesempatan hidup dan bertahan entah dimana, mereka pun asing dengan keberadaannya saat ini.
Tanpa komando dari orangtuanya yang setiap pagi mengajaknya untuk tidak berlama-lama di atas tempat tidur kala pagi sudah menyambut. Kedua kakinya melangkah meninggalkan tenda tersebut dan mendekati tempat api unggun yang mereka nyalakan semalam sore. Menumpuk kembali ranting-ranting kering dan mulai menggesekkan korek api yang ditangannya dan api kecil mulai menyala membakar ranting kering tersebut.
“Allvaro pasti sudah lapar Ryana,” lirih Vyno melihat adiknya yang menangis dalam pelukan Ryana.