STILL ALIVE

Firsa Lorena surbakti
Chapter #14

CEMAS, KHAWATIR DAN KETAKUTAN

Barangsiapa berhasil mengalahkan ketakutannya

Akan berhasil melewati satu rintangan

Kadangkala kita dilahirkan dengan kekurangan

Karena Tuhan menghendaki kita

Belajar bersemangat untuk tidak mundur

Juga melatih keberanian

“Kak Vyno apa kita akan menemukan tempat yang baru?” tanya Ryana.

“Kita berdoa saja ya, semoga akan ada tenda lagi di hutan ini,” jawab Vyno seraya mengikatkan seutas tali ke setiap pohon yang mereka lewati.

“Apa kita kembali aja kak ke tenda usang itu?” kata Ryana sambil menggendong Allvaro.

“Tenda itu sudah tidak layak di \pakai, kamu mau kita kehujanan lagi seperti semalam?” tanya Vyno.

“Aku lapar kak Vyno.” kata Ryana dan berhenti berjalan.

Sudah sangat jauh mereka berjalan meninggalkan tenda usang untuk mencari tempat yang baru. Tenaga mereka habis menyusuri hutan belantara itu. Apalagi semalam mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak. Vyno ikut berhenti, tas yang sedari tadi menggantung di bahunya diletakkan di atas rumput. Kemudian, dia mengambil susu sapi pemberian pak Guntur kepada Ryana.

“Kamu minum dulu ya Ryana, kita beristirahat saja dulu.” ujar Vyno.

Ryana menyeruput susu tersebut untuk melepas dahaganya. Lalu menyodorkannya lagi kepada Vyno. Mata Ryana tampak sembab mungkin karna harus berjaga tadi malam. Tidak biasanya dia tidak bersemangat. Di perjalanan pun dia tidak banyak bertanya seperti biasa. Vyno tahu bahwa adiknya itu kelelahan menggendong Allvaro.

“Ryana.. biar aku saja yang menggendong Allvaro,” kata Vyno dan meminta Ryana memakaikan kain gendong itu dibahunya agar Allvaro aman didekapannya.

Vyno juga tidak membiarkan Ryana menggendong tas mereka. Tubuhnya tampak lemas. Mereka mulai berjalan lagi menyusuri hutan mencari tempat tinggal yang baru. Di tengah jalan tiba-tiba Ryana terjatuh ke atas tanah.

“Ryanaaaaa!” teriak Vyno saat membalikkan badannya dan melihat Ryana terkulai lemah. Allvaro terbangun dan menangis dipelukannya.

Vyno menekuk kedua kakinya dan berjongkok. Tangannya menarik tubuh Ryana. “Ryana.. kamu kenapa? Kamu capek ya? Kenapa gak ngomong sama kakak?” tanya Vyno ketakutan melihat tubuh adik perempuannya itu terkulai lemah.

Lihat selengkapnya