Dzul Khuwaishirah
Suatu saat ketika para sahabat sedang bersama Rasulullah Saw. membagi-bagikan harta pampasan perang, datanglah Dzul Khuwaishirah, laki-laki dari Bani Tamim, yang berkata: “Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil.” Mendengar seruan itu Rasulullah berkata: “Wahai, Khuwaishirah! Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil.” Umar yang menganggap Khuwaishirah kurang ajar berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal batang lehernya!” yang dijawab Rasulullah, “Biarkan dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, memandang remeh puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al-Quran, tetapi tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari sasaran (hewan buruan).” (HR Al-Bukhari)
Dzul Khuwaishirah dianggap sebagai pembawa radikalisme dalam tubuh Islam. Dia yang menganggap dirinya lebih tahu tentang Islam, bahkan di hadapan Nabi Saw. sendiri. Orang-orang sejenisnya, kemudian dikenal sebagai kelompok Khawarij. Kelompok ini baru terlihat jelas pada zaman kekhalifahan Sayyidina Ustman hingga beliau sendiri menjadi korban pembunuhan. Kemudian, berlanjut pada zaman Sayyidina Ali, yang juga menjadi korban pembunuhan mereka. Pada masa sekarang, kelompok seperti itu masih ada dalam bentuk yang berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri yang persis sama dengan yang disampaikan Nabi Saw. Mereka melakukan kekerasan dengan dalih memurnikan ajaran Islam.