Stoples Cinta untuk Alvaro

anjel
Chapter #3

Zinnia vs Everybody

Bel masuk sudah berbunyi, ruang guru cukup lenggang. Pak Bambang menyilangkan tangan di depan data, pandangannya terarah pada dua siswa di depannya. Zinnia berdiri dengan wajah merah, sementara Alvaro tampak lebih santai. Pandangan Pak Bambang beralih ke meja, tempat dimana bola voli yang menjadi korban keganasan Zinnia beberapa saat lalu tergeletak tak berdaya.

"Itu bola pribadi, ya? Seingat saya sekolah tidak punya bola voli model ini."

Alvaro mengangguk. "Bola saya, Pak. Tapi dia rusakin."

"Balik lagi ke permasalahan awal, siapa suruh main voli nggak tau waktu!" Zinnia berucap sinis, tidak mau kalah.

"Ya namanya main voli, emangnya sholat ada waktu-waktunya?! Lagian kan mainnya di lapangan, nggak di dalam kelas."

"Hm..." Pak Bambang mengetuk meja dengan spidolnya. Namun, belum sempat berucap, Zinnia sudah menyahut lagi.

"Peraturan sekolah jelas melarang siswa menggunakan peralatan olahraga, termasuk lapangan diluar jam olahraga atau jam khusus yang ditentukan oleh pihak berwenang, seperti classmeeting dan pengadaan lomba olahraga. Betul, Pak Bambang?"

"Dimana sih, aku nggak lihat peraturannya, tuh!" tukas Alvaro.

"Pake mata kamu buat baca, jangan cuma lihat hal nggak berfaedah!"

"Ya, Dia benar." Pak Bambang menunjuk satu papan berisi peraturan sekolah di dinding ruang guru. Guru Olahraga itu menghela napas.

"Dari biodata kamu, saya tahu kamu atlet voli di sekolah sebelumnya, Alvaro. Tapi membawa bola voli dan mengajak siswa lain buat main di lapangan saat hari pertama masuk sekolah baru, itu jelas tidak bisa dibenarkan."

"Itu cara saya menjalin pertemanan supaya akrab sama anak-anak, Pak." Alvaro mencoba membela diri. "Seperti yang Bapak lihat, saya masuk di pertengahan semester, penting bagi saya untuk segera merasa nyaman di lingkungan baru ini."

Zinnia mendengkus. "Kenyamanan kamu nyari temen nggak seharusnya ganggu kenyamanan orang lain!"

Alvaro hampir memutar bola mata ketika tanpa sengaja pandangannya beradu dengan manik hitam Zinnia. Spongebob pasti tidak lebih menyebalkan dari cewek ini. Kenapa sih, dia pemarah sekali?

"Oke, oke, sudah kalian berdua." Pak Bambang menengahi. "Merusak properti orang lain tidak dibenarkan. Tapi, membawa properti diluar sekolah tanpa izin dan apalagi properti itu sampai melukai siswa lain, jauh lebih tidak dibenarkan. Dalam kasus ini, Alvaro, kamu yang bersalah sejak awal karena membawa masuk bola voli ini."

Alvaro dapat melihat kepuasan dari sudut bibir Zinnia yang berkedut.

Pak Bambang membuka laci, mengeluarkan selembar kertas yang Zinnia tahu persis isinya.  

"Isi dan tandatangani ini, Alvaro, ini memberi poin minus untuk kamu. Besok siang, jam isitrahat, bersihkan toilet siswa di belakang perpustakaan. Saya akan minta OSIS untuk mengawasi."

Zinnia melirik Alvaro sekilas, tetapi cowok itu malah tersenyum tipis, seolah tidak terlalu ambil pusing.

"Siap laksanakan, Pak!" katanya.

***

Lihat selengkapnya