Rumah bercat putih bersih di salah satu kompleks terkenal di kota kecil itu masih terlihat sama; hening, megah, dan mengintimidasi. Gerbangnya tertutup, namun tidak terkunci. Tidak tampak tanda-tanda kehidupan sama sekali di halaman luas maupun teras rumah. Membenarkan posisi ransel selepas turun dari ojek online, Zinnia tidak pikir panjang untuk membuka gerbang. Dia menekan bel dua kali untuk membuat pintu tinggi beraksen ukiran jawa di depannya bergerak terbuka.
Wajah letih Anggun menyambutnya. Gadis dua puluh tahun itu muncul dengan kaos oblong dan rambut tergerai panjang.
"Oh, hai, Zinnia," sapanya. "Ayo, masuk."
Bukan dia yang ingin dia temui. "Alvaro ada, mbak?"
Seolah teringat sesuatu, Anggun menepuk jidatnya. "Oh, mbak sampai lupa tujuan kamu datang. Alvaro nggak ada di rumah nih, Zin. Sekarang jadwal check up dia ke rumah sakit. Kamu mau menunggu di dalam aja? Mungkin dua jam lagi Alvaro udah pulang."
Zinnia tampak menimbang-nimbang sebentar. Menunggu tidak terdengar menyenangkan untuknya saat ini.
"Um, kalau boleh tahu apa checkup-nya di RS Djuanda, Mba?"
Mba Anggun mengangguk. Mengeluarkan ponsel, Mba Anggun membaca teks di layar. "Dr Tompi, lantai 3, jam 2 siang. Itu jadwalnya."
"Kalau gitu aku langsung ke rumah sakit aja, Mba."
Mba Anggun mengangguk paham. "Terima kasih, ya," ujarnya tiba-tiba. "Saya sangat menyayangi Alvaro, tapi kenyataannya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara kamu mau repot-repot untuk menghiburnya. Saya senang Al punya satu teman baik kayak Zinnia."
Hati Zinnia sedikit menghangat. Anggun jelas berbeda dari orang dewasa lainnya. Zinnia berbalik badan dan bergegas menghampiri Anggun lagi meski sudah keluar gerbang. Merogoh sesuatu di dalam ransel, Zinnia mengulurkan stoples plastik bening pada Anggun. "Aku takut nggak ketemu Al di rumah sakit, jadi mending aku titip sama mba aja."Anggun mengamati saksama benda yang kini berpindah ke tangannya itu. Dia tidak mengatakan apapun lagi selain mengagguk. Zinnia akhirnya benar-benar pergi setelah ojeknya sampai. Hari ini bisa jadi kali terakhir dia mengunjungi rumah itu
***