Stoples Cinta untuk Alvaro

anjel
Chapter #36

Epilog

Ini bukan romansa remaja. Lebih dari itu, hanya sekelumit kisah yang mengantarkan kita untuk lebih siap menghadapi masa depan.

Kita - dengan deru napas dan detak jantung yang bertalu keras, duduk di haluan, menatap cakrawala dan air pasang yang bertemu di kejauhan. Menebak-nebak akhir kisah masing-masing.

***

Zinnia menggenggam dan melepaskan pasir pantai dari tangannya. Ia menatap jauh pada ombak bergulung. Mama masih seperti biasa. Zinnia tahu karakter yang terbentuk tidak akan berubah dengan mudah. Satu hal yang berbeda sekarang, dia sudah berani mengekspresikan diri bahkan membantah dan menentang keputusan Mama.

Dia tidak menyesali apapun, beginilah cara dia bertahan sehingga dilirik oleh lingkungan.

Manik matanya melirik pada kertas di atas ransel yang dia letak begitu saja di atas pasir. Menurut hasil bimbingan dengan guru BK semingguan ini, wali kelasnya menyarankan dia mengambil Ilmu Kedokteran di salah satu Top 3 universitas di Indonesia.

"Nih!" Alvaro sejurus menyodorkan kotak kecil berbungkus kertas kado. "Selamat ulang tahun yang terlambat."

Tersenyum malu-malu, Zinnia menerimanya. "Boleh aku buka sekarang?"

Alvaro mengangguk.

"Oh!" Ekspresi kaget kentara di wajah Zinnia. "Lucu banget," katanya seraya menarik keluar boneka kecil dari dalam kotak.

Lihat selengkapnya