BISMA DAN LILI
Ini adalah bagian yang menurutku menarik untuk dijadikan sebagai permulaan. Karena kisah percintaan yang telah menjadi pusat perhatian. Banyak yang mengharapkan untuk seseorang bisa bersama dengan kekasihnya sampai akhir hidupnya. Termasuk kisah percintaan sepasang kekasih antara Bisma dan Lili yang mengagumkan. Bukan karakter cantik dan tampan yang aku tonjolkan, tapi aku mencium aroma unik yang berbeda.
Keriput mata sayu
Raut duka lara dalam titik hitam jenuh
Ini telah layu
Dan sudah menjadi incaran malaikat sejak dulu
Tapi apakah kau tahu?
Bahwa semua kan berlalu
Seiring berjalannya waktu
Wahai kekasihku
***
Tak ada yang mengira bahwa aku menceritakan tentang pertemuan 2 orang yang mulai menua, yang tak pernah menikah sebelumnya. Hanya memiliki hobi yang sama, duduk di bangku taman menikmati embun pagi, saling bercerita dan tertawa menceritakan masa lalu yang sudah berulang kali diceritakannya.
Menurut mereka, sebuah ikatan terkadang hanya akan melumpuhkan perasaannya, yang terpenting adalah pemahaman soal saling mencintai.
Terdengar tak menarik awalnya jika tak dipersatukan dalam janji pernikahan. Tapi jika sudah menjadi sebuah keputusan, kau bisa apa?
“Apakah kau tahu? Sebelum aku bertemu dengan engkau, aku ini seorang perawat.” Ucap Lili sambil menyeruput teh manisnya yang masih hangat dan menatap awan cerah pagi itu.
“Kau mau berbohong tentang apa lagi Lili? Setiap aku bertemu denganmu, kau menceritakan cerita yang berbeda- beda tentang dirimu sebelum kita dipertemukan. Sudah berapa kali kubilang, aku saja yang mengawali dialog kita ini, dan kamu menjadi pendengar saja.” Ledeknya seolah- olah sudah bosan dengan cerita- cerita bohong yang Lili ceritakan.
Kesal dengan ledekan Bisma, Lili kembali membalasnya “memangnya kenapa jika aku yang mulai duluan? Wanita kan memang diciptakan untuk menjadi yang pertama dalam semua hal.”
“Termasuk yang pertama dalam membuat masalah?”
“Diam kamu Bisma!” merasa dirinya selalu dipermainkan, Lili mencoba sedikit menjauh dengan raut wajah kesal nan imut itu.
Bisma terkikik dan berusaha mendekati Lili dengan puisinya, berharap Lili akan kembali luluh.
“Tak usah kau marah- marah
Kau malah membuatku sedikit bergairah
Ayo, sudahi sajalah
Maafkan aku dan tersenyumlah”
Mendengar puisi rayuan itu, pipi keriputnya mulai memerah, tapi masih ada rasa kesal dalam hatinya. “Dasar, laki- laki, semua sama saja, otaknya mesum dan tidak tahu diri. Sudah tua masih saja banyak gaya.”
“Mesum? Enak saja kau menuduhku mesum.” Tak terima dikata- katai.
“Apa itu maksudnya bergairah? Aku tahu wajahku ini manis, kulitku pun eksotis, dan tubuhku seksi bak penari erotis, tapi kau tak bisa seenaknya menikmati.”
“Hahaha, aku hanya bergairah ingin menyantapmu dengan lahap. Nenek peyot sepertimu, sudah tak ada lagi yang mau, dan hanya aku yang bersedia mencintaimu. Lagian, ini hanya lelucon. Kenapa kau harus kesal? Seperti anak muda saja.” Jelasnya sambil menertawakan raut wajah Lili yang semakin memerah.
***
MARTIN DAN MARIO
Pria- pria dengan paras tampan ini telah menjadi idaman para kaum hawa. Mata cokelat dan kulit putih diikuti senyum manis yang sempurna telah menempel di wajah mereka sejak lama. Menggemaskan. Rasa- rasanya, gadis usia remaja sampai wanita tua akan menyukai hal itu.
Di musim panas bulan Juni, kabar mengejutkan telah datang. Seorang ‘content creator’ asal New York, Amerika Serikat, mengajak mereka untuk bergabung ke dalam timnya yang diberi nama Saint Team. Hal tersebut mendorong mereka untuk ikut bergabung di dalamnya. Tak ada alasan untuk menolak. Mungkin ini akan menjadikan mereka lebih dikenal lagi oleh para fans.
Pertengahan bulan kala itu, mereka mulai meninggalkan kota Jakarta, dibekali dengan uang pas- pasan dan kemampuan berbahasa asing mereka yang masih minim karena terbiasa menggunakan bahasa ibu mereka. Tapi mereka tetap bertekat dan meyakinkan diri mereka bahwa mereka kan dikenal dengan cara ini.
“Gimana bro perasaan lo?” tanya Martin sambil mencicipi popcorn yang baru saja dibelinya.
“Sumpah campur aduk bro, dari kecil kita sama- sama belum pernah ke luar negeri kan. Jalan- jalan juga paling sering ke Bogor. Dan sekarang, kita dapet kesempatan untuk tinggal di Amerika bro, gila sih seneng banget rasanya.”
Sambil mengeluarkan kamera di tas kecilnya, vlogpun dimulai dengan gaya khas mereka.
“Hello guys, welcome to our youtube channel.” Sapanya pada subscribers yang masih berjumlah 1,3k itu. “Gue Martin.”
“Dan gue Mario.”
“We are the twins from Jekardah.” Ucapnya bersamaan. Mereka yang sedari tadi telah sampai di kota New York, Amerika Serikat, sedang menunggu George untuk menjemput. Ya, George adalah koordinator Saint Team yang merekrut mereka berdua untuk bergabung di timnya.