Kembali ke ceritaku sebagai Storia. Eittss, tunggu dulu bagaimana kalau aku memanggilmu sebagai Dera. Aku rasa itu adalah nama panggilan yang bisa digunakan oleh siapapun, baik laki- laki ataupun perempuan.
Dera, aku akan mengajakmu ke sebuah tempat imajinasiku berada. Mari ikut aku ke ruangan rahasia milikku. Ruangan tempat aku bertemu dengan Bisma dan Lili, Martin dan Mario, Luna KuTuBuKu, Pak Slamet, dan juga Pak Jarot. Apakah kau melihat mereka sekarang? Aku tahu kau pasti menggelengkan kepalamu. Ok, tapi tetap akan kupanggil mereka semua ke sini.
“Teman- teman sini...” panggilku.
“Ohhh, Hi Pak Jarot, kau datang duluan..., ke mana yang lainnya?” ucapku lagi.
“Akhirnya kalian datang juga.” Kataku dengan bersemangat. “Teman- teman, ini Dera...” Dera inilah mereka, teman imajinasiku.
“Apa yang mau lo bicarakan Storia? Jangan buang- buang waktu.” Martin memang seperti itu. Terkadang bisa terdengar sinis, tapi sebenarnya tidak. Tenang, mereka bisa ku kendalikan.
“Kaki ayam ada dua, halo Dera huaaaaahaha.....” Kau pasti tau siapa itu kan? Ya, itu Pak Slamet. Penghibur sejatiku.