Aroma roti panggang yang baru keluar dari oven memenuhi dapur kecil itu. Tasya, dengan cekatan memotong buah-buah segar untuk salad.
Srekk … Srekk … suara pisau beradu dengan apel merah membuat suasana pagi terasa lebih hidup. Ia mencicipi jus jeruk yang baru saja diperasnya, rasa segarnya langsung terasa di lidah.
“Emh …. enak. Tambahin madu sedikit kali ya,” gumamnya, sambil menambahkan sedikit madu ke dalam jus.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mengagetkannya. “Aduh-aduh! Pagi-pagi, siapa nih yang udah berantakin dapur Mama?” suara ibunya, Dita, memecah konsentrasi Tasya.
“Mama! Ih, ngagetin aja tahu!” protes Tasya, pipinya menggembung sedikit cemberut.
Dita hanya tersenyum jahil, lalu mengamati apa yang sedang dikerjakan anaknya. “Kamu buat sarapan? Tumben banget. Kenapa nih?” tanya Dita, kepo.
Tasya sedikit gugup, “Nggak kenapa-napa, Ma. Aku cuma mau bikin sarapan aja buat aku sama Putra, mau makan di mobil nanti.”
“Oh ya, Ma, coba ini enak nggak? Menurut Mama, Putra bakal suka nggak ya?”
Dita mendekat, mencicipi salad buah buatan Tasya. “Menurut Mama sih lumayan enak kok, tampilannya juga cantik, Putra pasti suka. Kalau nggak suka, kamu jitak aja kepalanya, terus ngambek sama dia,” candanya.
Tasya memutar bola matanya, “Apaan sih, Ma! Masa si jitak, mamah ini ngajarin anaknya nggak bener tahu, nggak!” Ia mengambil botol jus jeruk, sedikit kesal karena ibunya selalu saja bercanda seperti itu.
“Huh… ngambek,” ejeknya sambil mencomot salad.
“Jangan di habisin mah, itukan buat aku sama Putra sarapan,” protes Tasya pada sang ibu yang terus mencomoti saladnya.
“Salah sendiri mamanya gak di bikinin, sama pacar aja inget,” jawab Dita ikut protes pada sang anak.
“Masakkan aku kan gak pernah kepake sama mamah,” jawab Tasya kesal, mengingat makan yang ia buat selalu saja dikritik buruk oleh sang ibu.
“Review mamah kan jujur, gak ada kebohongan,” belanya tak mau disalahkan.
“Iya deh ...,” jawab Tasya jengah.
Di Tengah perdebatan Bagas datang menghampiri istri dan anaknya yang tengah berdebat dipagi buta “Ya ampun bidadari papah pada kenapa sih pagi-pagi udah heboh aja?”
“Biasa tuh pah, istri tercinta papah. Selalu ganggu aku kalo lagi masak. Untung kali ini mamah gak ngejek masakkan aku, kalo iya …. bad mood aku,” adu Tasya pada sang Ayah.