Awal Pertemuan
Banyuwangi, September 2009
Jika bukan karena sesuatu yang amat penting. Aku akan berpikir selama beberapa purnama sebelum menginjakkan kaki ke sini. Sayangnya harus, karena menyangkut masa depan. Aku sudah membuat janji dengan seseorang. Dan dia sudah menungguku.
Tadinya dia yang akan menemui ku di lantai dua. Tapi diurungkan karena suatu hal. Katanya sih ada kaitannya dengan ku. Jadi ya sudahlah lah ya. Aku yang butuh juga. Tlutuh lamtoro, sing butuh, moro.
Beruntung, area ini sudah lengang. Sebagian pintu juga sudah tertutup. Tapi tidak terdengar suara orang belajar. Biasanya ada kegiatan bimbel bagi kelas XII sepulang sekolah.
Sepanjang aksesnya juga tampak sunyi. Lega juga rasanya.
Maaf, para senior kami di dominasi spesies yang isengnya kelewatan. Aku agak trauma karena pernah menjadi korban. Terakhir kali aku datang dan harus rela ketempelan salah satunya. Oke, lupakan.
"Zoya?" sapa seorang pria.
"Eh! Siang Pak! Baru selesai bimbel?"
Beliau adalah Pak Nanto, guru Kimia yang super humble. Kami para murid sudah terbiasa mengobrol di luar pelajaran.
"Bimbel diliburkan hari ini. Kamu ada perlu dengan seseorang?"
Oh wow! Tebakan yang jitu.
"Iya Pak, saya akan ke..."
"12 IPA 4?"
Bingo! Lima ratus buat Bapak. Tapi bagaimana bisa beliau tahu. "Iya Pak."
"Baik, saya permisi dulu. Tapi saran saya, sebaiknya kalian mengobrol di tempat lain. Sekolah sudah sepi, tidak baik berduaan," pria itu tersenyum sesaat kemudian menjauh dari ku.
Rasanya ada yang janggal, tapi sekeras apapun aku berusaha. Tetap saja tidak memahaminya.
***