Story Between Us

nurriyah zahed
Chapter #6

Sisi Lain

Sisi Lain

Banyuwangi, Januari 2010

Area sekolah sudah lengang, meskipun sekarang baru pukul sepuluh lewat lima belas menit. Kegiatan belajar diakhiri lebih awal karena guru-guru ada pertemuan penting. Namun sayangnya aku masih harus tinggal. Bukan karena rajin, melainkan dipaksa oleh keadaan.

Jika tidak karena mendapatkan mandat dari Bu Naura. Yang meminta semua harus mengumpulkan tugas tanpa terkecuali. Aku pasti sudah meninggalkan sekolah sejak tadi.

Dan pemuda bernama Sina sedang ingin bermain-main. Hanya dua puluh soal pilihan ganda yang harus dikerjakan, tapi dia butuh waktu setahun untuk menyelesaikannya. Ugh! Aku sudah tidak tahan lagi.

"Dua menit nggak kelar juga,kumpulin sendiri sana," bentak ku. Pemuda ini benar-benar menguras emosi jiwa dan raga. Memang dia hobi iseng, yang tak jarang membuat siswi-siswi kebaperan. Kecuali bagi yang sudah mengenalnya.

Dia anggota paling tua di kelas kami, oleh karena itu kami menyebutnya sebagai Kakak (ter)tua. Hehehe. Sebenarnya orangnya lucu. Punya selera humor yang bisa mencairkan suasana. Tapi juga sopan. Dia hanya akan mengeluarkan sisi bobroknya di depan teman-temannya. Kalau waktu belajar ya, dia bisa juga serius. Tapi ku rasa tidak untuk sekarang.

"Time is out!" Aku beranjak setelah merapikan semua buku.

Dan saat itu juga sebuah buku bersampul anime menyusul. "Out out, gue juga mau out. Makasih ya udah nemenin aku," serunya sok imut. Nah, sikap begini ini yang ku maksud. Pakai acara usap-usap rambut segala.

***

Seniman gadungan itu sudah ngibrit dari kelas. Meninggalkan ku dengan tumpukan buku. Memang keterlaluan dia itu. Tapi aku sudah sangat paham. Sina tidak akan merepotkan kedua tangannya untuk menolong ku, dalam mode begitu. Sebaiknya aku bergegas. Agak gimana gitu sendiri di sini.

Ruang guru terasa bermil-mil jauhnya dari kelas. Sejak tadi tidak sampai-sampai perasaan. Aku mempercepat langkah meskipun harus tergopoh-gopoh.

Ah, itu dia. Tinggal satu belokan lagi.

Namun belum sampai berbelok, aku mendengar suara gaduh dari arah menuju aula musik. Kegaduhan yang sedikit menakutkan.

Masih ada orang? Ku pikir semua sudah pulang.

Aku malah terdiam di tempat. Suaranya campuran antara teriakan juga tangisan. Seperti sedang ... bertengkar? Perasaan ku jadi tidak karuan.

Baiklah, nanti saja ku periksa. Pegal juga tanganku.

Aku keluar dari ruang guru dan ingin kembali ke sana. Namun baru melangkah beberapa meter. Aku mendapati sepasang muda-mudi. Dan aku mengenal salah satunya. Karena saat itu juga kami saling bertemu muka. Hanya sekian detik memang.

Keinginan untuk mencari tahu sirna sudah. Itu bukan urusan ku. Meskipun rasanya tidak tenang. Aku langsung menuju parkiran dan bersiap untuk pulang.

Lihat selengkapnya