Pesan dari Hati
Banyuwangi, Maret 2010
Ini adalah hari libur paling membosankan sepanjang sejarah. Bisa-bisanya aku tidak menikmati saat-saat yang dulu selalu ku nanti. Tapi tenang saja, aku sudah memikirkan sesuatu.
Dan aku tidak akan melakukannya sendiri. Aku sudah menghubungi Saras. Ya, hanya dia yang kurang kerjaan seperti ku. Neha sedang menghabiskan waktunya bersama special someone.
Biarkan keduanya menikmati hari, karena sejak doi pindah sekolah, mereka jadi jarang bertemu. Karena itu Neha tidak terlihat antusias seperti dulu saat ke sekolah. Percayalah, keberadaan seseorang bisa membawa pengaruh yang besar.
Begitu juga dengan ku dan Saras, yang sedang dalam misi si bolang. Dan sebenarnya belum tahu juga akan ke mana. Atau tepatnya misi Bonek kali ya.
Itu urusan belakangan,bisa dipikirkan sambil jalan. Karena diam saja tidak ada gunanya (benar kan, Mas Riku) hehehe.
Motor ku masih melaju, membelah jalanan yang ramai, hingga lengang bahkan terasa asing. Ya, kami memutuskan untuk berboncengan saja. Lebih efektif dan efisien. Jiaah ...
"Ras, ini di mana sih?" Tanya ku, setelah begitu jauh. Aku sengaja memperlambat kecepatan. Karena mulai ragu dengan keadaan sekitar. Aku benar-benar tidak mengenali area ini.
"Lo jangan bercanda Zoy. Gue juga nggak tau lah."
Ku pikir gadis ini sudah menjelajah setiap penjuru daerah.
Duh! Sangat tidak keren kesasar di wilayah sendiri. Tapi daripada makin jauh, aku memutuskan untuk berhenti.
"Balik lagi aja deh." cetusnya. Aku setuju, tapi ... mengingat begitu banyak belokan sebelum sampai ke sini. Mendadak aku amnesia.
"Maunya gitu, Ras. Tapi..." aku hanya meringis.
Saras menepuk kening. "Udah gue duga. Terserah lo deh Zoy." gadis ini tampak putus asa. Ibaratnya dia sudah dalam mode pasrah aja.
Kami beralih pada plan b, alias bondo nekat. Yaitu mengikuti jalur saat ini, berharap akan bertemu dengan jalan utama.
Namun setelah keluar dari sana, kami justru berada di sebuah komplek perumahan yang terlihat mewah.
"Ras, kok jadi ke sini sih?"
"Bodo amat dah, pokoknya gue ikut aja."
Hiks! Mengapa niat berpetualang menjadi benar-benar menegangkan begini. Tapi kan petualangan itu akan seru jika seperti ini. Ah, itu teori. Kenyataannya aku juga was-was sekarang.
Bundaaaa ... tolong aku!!!