Story Between Us

nurriyah zahed
Chapter #12

Ruang 12 IPA 4

Ruang 12 IPA 4

Banyuwangi, Juli 2010

Aku mulai terbiasa dengan jarak yang memisahkan ku dengannya. (Terbiasa menahan rindu tepatnya. Hahaha). Meskipun pada awalnya sangat meresahkan. Aku menjadi mudah tersinggung dengan hal-hal kecil. Beruntung, aku memiliki orang-orang yang peduli dan bisa memahami ku.

Benar-benar menyusahkan memang.

Dan sekarang aku sangat bersemangat untuk menyambut hari. Setelan kemeja krem dan rok beige membalut tubuh ku dengan rapi. Hair bund andalan dengan sematan jepit rambut putri Aurora juga tampak paripurna. Totally, aku siap berangkat.

Sebelumnya aku menuju meja makan. Padahal sekarang sudah lewat pukul enam. Memang terbilang masih pagi. Tapi sekolah ku membunyikan bel pertama pukul setengah tujuh tepat.

Dan dari dulu sekali, aku pernah punya kebiasaan berangkat di pagi buta. Sampai dikira saingan dengan tukang kebun. Namun, sejak SMA aku mengubah kebiasaan itu. Seharusnya hukuman perdana yang ku terima saat MOS. Bisa membuat ku terobsesi untuk berangkat lebih pagi. Eh, malah sebaliknya.

Orang rumah sempat heran dengan perubahan itu. Tapi karenanya, aku diberikan kepercayaan untuk berkendara ketika itu. Sebenarnya secara hukum belum boleh ya. Tapi ini darurat kawan. Ayah akan selalu datang terlambat jika harus menunggu ku. Sedangkan Abang. Ah, aku tidak siap dengan konsekuensi. Jika dia yang mengantar ku.

Setelah menghabiskan setangkup roti selai kacang dan berpamitan, aku menuju garasi dan menyapa si lemper. Terlampau semangat jadi agak gaje ya saya. Ah, tidak apa.

Segera ku nyalakan mesinnya lalu melaju.

Begitu sampai, aku mendapati gedung tiga lantai ini tampak sibuk. Aku sengaja datang lima menit sebelum bel dibunyikan.

***

Sudah hampir pukul tujuh dan kelas kami masih berisik. Tapi tenang saja, pemimpin kelas kami tidak akan membiarkan kondisi ini berlangsung lama.

Lihat selengkapnya