Story Between Us

nurriyah zahed
Chapter #15

The Accident

The Accident

Banyuwangi, September 2010

Cuacanya sedang labil, seperti suasana hati saat PMS. Lihat saja, tiba-tiba awan gelap menyelimuti. Padahal lima menit lalu sangat terik. Dan Zea juga bersikeras supaya aku mampir dulu.

Iya, hari ini aku mengajaknya untuk jalan-jalan. Pas sekali jadwal homeschooling nya sedang kosong. Tapi sekolah ku tidak libur, jadi tetap saja. Aku menjemputnya sepulang sekolah.

Ini bukan tanpa rencana, Zea sendiri yang menghubungi ku. Katanya ada tempat baru yang ingin dia kunjungi.

Aku sih oke-oke saja. Bahkan sangat antusias. Sampai semuanya berubah saat kami tiba di area rukan yang masih satu kawasan dengan butik Bunda.

Sejujurnya, aku kagum dengan konsep bangunannya. Tapi tidak untuk menu-menu yang ditawarkan. Tahu ini tempat apa?

Kedai es krim gelato yang katanya sedang trend. Aku pernah mendengar teman-teman sekolah membicarakannya.

Maaf, aku ini bisa dibilang makhluk langka. Yang sampai umur segini belum pernah merasakan benda bernama es krim. Phobia? Tentu tidak, hanya saja aku tidak atau belum tertarik. Intinya tidak ada keinginan untuk sekedar mencicipi.

Dan ya, aku harus membuat gadis itu kecewa. Karena hanya menjadi teman ngobrol. Tapi gadis itu mengatakan sesuatu saat kami keluar dari sana.

"Suatu hari, Zea akan bikin Kak Zoy berubah pikiran," serunya dengan keyakinan penuh. Seolah sedang bertaruh dengan diri sendiri. Aku seperti melihat sosok pak guru versi kemasan sachet.

***

Takdir membuat ku basah kuyup. Para pasukan langit menyerang tanpa peringatan. Maksud ku, tidak pakai gerimis dan semacamnya. Tiba-tiba deras saja. Aku tidak sempat memakai jas hujan. Kalaupun menepi, percuma juga. Sudah basah ini.

Selain itu, sebentar lagi juga aku akan sampai di gerbang masuk komplek. Jarak pandang sedikit terganggu karena anginnya lumayan kencang. Aku berkendara perlahan dan siap untuk memotong jalan.

Tepat ketika itu tiba-tiba ada yang menyambar dari belakang. Seketika aku terduduk di tengah jalan. Sedangkan motor ku terseret cukup jauh.

Aku masih cukup sadar untuk melihat kondisi sekitar. Hingga beberapa orang berlarian menghampiriku. Membantuku untuk berdiri. Aku tidak merasakan sakit yang berarti. Namun ...

Ketika aku menapakkan kaki, terasa nyeri luar biasa. Aku tidak bisa menahan rasa sakitnya. Lalu semua menjadi gelap.

***

Seolah ada beban ratusan kilo yang bertengger di kepala ku. Perlahan ku buka mata dan sangat menyilaukan. Ruangan ini terasa sangat asing. Aku melihat sekeliling, juga melihat kondisi diriku sendiri.

Lihat selengkapnya