Ruang Anyelir no. 5
Banyuwangi, hari ke-4
Semewah apapun fasilitas yang disuguhkan. Tetap tidak bisa membuat penghuni ruangan ini merasa betah. Iyalah, siapa juga yang ingin berlama-lama di sini.
Sudah dua hari ini aku dipindahkan ke VIP room. Atas rekomendasi Tante Zara. Pada akhirnya semua orang harus tahu.
Iya, beliau yang kekeh supaya aku mendapatkan pelayanan terbaik. Sempat tidak enak juga rasanya. Tapi ya sudahlah. Siapa tahu proses penyembuhan bisa lebih cepat dan aku segera pulang.
Hal ini jelas memberikan efek berbeda bagi dua sosok gadis di sana. Yang hampir tidak melewatkan waktu untuk menemaniku. Bahkan mereka juga sempat menginap.
Ya, keduanya juga tidak melewatkan kesempatan untuk meledekku.
Mengingat bagaimana perhatian Tante Zara juga Zea terhadap ku.
Khususnya Pak guru.
Aku sudah berencana untuk tidak memberi tahunya. Aku juga meminta semua orang untuk tutup mulut. Dan ya, rahasia tetap aman sampai kemarin siang.
Aku sedang tidur, dan Saras menemaniku sambil mengerjakan tugas. Neha pamit pulang karena harus mengantar Gia.
Saat aku bangun. Saras langsung mengatakan sesuatu. Diawali dengan permintaan maaf karena sudah menjawab telepon tanpa sepengetahuan ku.
Tadinya dia ingin mengabaikannya. Tapi ponsel ku menjadi semakin berisik. Merasa terganggu, juga khawatir jika aku terbangun. Akhirnya Saras menjawabnya. Itu telepon dari pak guru. Dan suaranya terdengar sangat khawatir. Saras yang terikat janji dengan ku, tidak mengatakan apapun. Setelahnya sambungan di putus.
Di akhir cerita. Saras mengatakan, "you're so lucky for have that young man, Zoy," Saras menatap ku dengan raut berseri.
Tapi aku tidak mengerti. Apa alasannya.
Lalu saat lewat tengah malam, pemuda itu kembali menghubungi ku. Saras benar, dia sangat khawatir. Dan aku tidak sampai hati jika harus berbohong. Saras juga menyarankan untuk memberi tahu yang sebenarnya.
***
Sore yang lengang. Aku benar-benar sendirian di ruangan ini. Membaca buku yang sejak tadi tidak ku pahami maksudnya.
Ku tutup tanpa menandainya lalu ku letakkan di atas laci. Tepat ketika itu aku kedatangan seseorang.
Apa aku tidak salah? Atau aku berhalusinasi? Ngawur, aku benar-benar sadar untuk bisa melihat sekitar.