Story Between Us

nurriyah zahed
Chapter #33

Fun

Fun

Banyuwangi, Maret 2011

Kediaman Pranaya sudah seperti gedung pertemuan. Di mana sedang ada perkumpulan masing-masing pada beberapa ruangannya. Tapi yang paling berisik di lantai dua.

Bang Raka sedang berkumpul dengan teman-teman biang rusuhnya. Termasuk pak guru, yang entah mengapa dia sering terlihat belakangan ini. Mungkin saja sedang libur panjang.

Dan sejujurnya, aku melihat pemuda itu tampak berbeda. Entahlah, tapi ada yang tidak biasa. Memang, aku senang melihatnya. Tapi seperti ada sesuatu yang tidak ku ketahui. Akhir-akhir ini aku sibuk dengan pemikiran ku sendiri. Tapi khusus untuk sekarang semua itu teralihkan.

Kamarku juga tidak kalah berisiknya. Neha, Saras, dan dua gadis kecil yang sedang sibuk di balkon. Neha mengajak si bungsu, yang pas banget Zea juga sedang di sini. Mereka baru saja saling mengenal dan sudah terlihat akrab. Keduanya sedang bermain boneka milikku.

Sedangkan para remajanya alias kami bertiga, sedang merayakan hari bebas setelah bertarung dengan soal ujian nasional yang menegangkan. Bayangkan saja, empat hari terasa sewindu. Dan seakan tidak bisa bernapas lega.

Meskipun sekarang juga belum lega-lega banget. Karena masih harus menunggu hasilnya. Ah, singkirkan dulu tentang itu. Biarkan kami beristirahat sejenak dari kepeningan.

"Zoy, gitar lo mana? Udah lama nih nggak konser," ujar Saras.

Wah, benar juga. Aku merindukan saat-saat itu. Segera aku beranjak dan mencari gitar milikku. Tapi aku tidak menemukannya, biasanya kan ada di sini. Ah, ini pasti ulah Abang.

"Bentar ya!"

Begitu keluar dari kamar, telinga ku langsung disambut gemuruh tawa. Buset ... rame bener di sini.

"Maaf mengganggu sebentar pak bapak."

Keriuhan itu langsung terhenti.

"Ck! Gue belum setua itu," Mas Dewa. Yang jelas terlihat tidak terima. Tapi aku tidak peduli. Dan tidak perlu diladeni.

"Abang pakai gitar ku?"

"Ambil aja di kamar."

Aku langsung menuju lokasi yang dimaksud. Tak sulit menemukan benda yang ku inginkan. Tumben, biasanya seperti menyembunyikan harta karun.

***

Keinginan untuk konser malah terwujud sungguhan. Padahal yang dimaksud Saras hanya kami bertiga. Eh, malah rame penonton begini. Ini karena insiden gitar beberapa saat lalu.

Iya, begitu aku keluar dari kamar. Mas Dewa langsung menghampiri ku. "Semoga tiket vip masih ada."

Aku tidak mengerti. Sampai semua yang di sana heboh menyerukan untuk menonton pertunjukan ku dkk. Yang benar saja.

Tapi tenang saja, mereka tidak hanya menonton kok. Karena rata-rata teman Abang juga bisa main musik dan suaranya lumayan juga.

Penonton yang sebenarnya adalah Zea dan Gia. Dua gadis cilik itu bahkan memberiku rangkaian bunga yang dibuat dari kertas lipat. Sangat manis bukan.

Lihat selengkapnya