Closed
Banyuwangi, September 2011
Menjadi mahasiswi membuat 24 jam ku terasa begitu singkat. Setiap detiknya benar-benar berharga. Mungkin karena begitu banyak kegiatan yang ku ikuti sekarang ini. Aku mulai aktif lagi di komunitas membaca. Juga organisasi di kampus. Yang lebih mencengangkan. Dengan percaya dirinya aku memberikan les pada anak-anak sekolah dasar.
Entahlah, untuk yang satu itu aku tidak pernah terpikirkan. Memasukkannya dalam daftar pun tidak. Sebenarnya itu berawal saat salah satu klien Bunda datang ke butik setelah menjemput anaknya sekolah. Putranya yang saat itu sedang menunggu di luar, terlihat sedang sibuk dengan sesuatu.
Aku mendekatinya, lalu mengajaknya bicara. Rupanya dia sedang menunggu dan daripada bosan. Lebih baik sambil mengerjakan pr. Rajin sekali bukan.
Nah, ada beberapa soal yang tidak bisa ia pecahkan. Tau tidak itu tugas apa?
Yup, matematika. Dari sekian banyak kemungkinan. Aku harus berhadapan dengan yang itu.
Dalam perjalanan move on, kok ya ada saja rintangannya. Tapi aku juga lebih tertarik dengan soal-soal itu. Setelah ku baca, aku menemukan cara untuk menyelesaikannya. Setelah itu, aku juga iseng mengoreksi soal-soal lain yang sudah dikerjakan. Dan ternyata ada sekitar dua nomor yang salah. Akhirnya kami terlibat dalam komunikasi pemaparan materi. Anak yang menyenangkan.
Singkat cerita, aku tidak sadar bahwa apa yang ku lakukan mendapatkan perhatian dari klien Bunda. Nah, si anak juga mendukung tuh. Akhirnya aku juga direkomendasikan ke teman-temannya. Sampai sekarang aku menjadi teman belajar untuk mereka. Ternyata seru juga ya. Meskipun kadang aku juga merasa begitu lelah.
Sejujurnya, setiap kali memberikan les. Aku selalu mengingatnya. Bagaimana dia dengan telaten membuat ku memahami sesuatu.
Hanya sekedar mengingat, yang tidak menimbulkan rasa sesak. Itu saja.
***
Minggu pagi yang sangat sibuk. Aku menata ulang ruangan pribadi ku. Ayah sudah mengganti lemari pakaian ku. Supaya lebih mudah digeser. Kalau yang lain sih dorongable sejak awal.
Aku menyusun ulang semua pakaian. Lalu tanpa sengaja ku temukan sebuah harta karun. Tidak, aku tidak akan membukanya. Karena aku masih ingat betul isi di dalamnya. Dan efeknya tidak akan baik nantinya. Jadi, demi ketenangan jiwa dan raga. Aku akan menyimpannya di tempat lain.