Story In Dream 2

Rain
Chapter #4

3. Kebenaran

Menjelang pukul tujuh pagi, Farah sudah bersiap dengan segala macam ritualnya untuk berangkat kuliah. Kebetulan saja ia malam tadi tak tidur jadilah bisa dengan cepat bersiap. Meski terlihat kantong mata yang mengenaskan itu, Farah dengan bijak menutupinya dengan make up.

Setelah mengambil roti yang biasa ia makan, Tante Kiara berdiri kaku di ujung tangga memperhatikan aktivitas Farah yang sudah bersiap pergi.

"Tan, Farah ada kelas pagi. Nanti siang Farah juga ada kelas jadi kira-kira sore baru pulang. Aku pamit duluan ya Tan." Sambil mencerocos panjang Farah berlalu pergi.

Sedangkan di sini, Tante Kiara hanya mampu menatap cemas dari balik pintu. Pikirannya sudah sedari pagi memikirkan rencana bagaimana Farah tidak akan bertemu dengan tamunya kemarin. Tapi sayangnya dalam hal ini, takdir memiliki kendali melebihi segalanya.

----------------

Sementara di kantin gedung fakultas, Farah sudah fokus dengan laptopnya. Kembali tenggelam dalam rutinitas mahasiswa yaitu mengerjakan tugas.

Ayu yang datang-datang langsung menepuk pundak Farah, membuat gadis itu terkejut sejenak lalu melayangkan tatapan mautnya.

"Bisa santai nggak?" ucap Farah ketus.

"Maaf Fa. Gue kira lo nggak bakal kaget segitunya. Maafin gue yah." Ayu menggoyangkan bahu Farah yang sudah memasang wajah kesal.

Semenjak bertemu kembali ini, Ayu benar-benar harus menyesuaikan diri dengan baik. Pasalnya Farah yang sekarang terlalu mudah menunjukkan emosinya ketimbang menahannya. Benar-benar berbeda.

Farah bergumam pelan mengakhiri kekesalannya. Sedangkan Ayu akhirnya bisa bernapas lega lalu duduk di bangku depan Farah.

"Lo ngerjain apa lagi sih? Perasaan tugas lo nggak kelar-kelar dari kemarin."

"Ini gue nyari info magang. Udah sekitar tiga tempat yang gue apply berkasnya. Sekarang mau nambahin dua lagi biar pas lima," ucap Farah riang. Ayu hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Ternyata rencananya kemarin tak main-main belaka.

"Bentar lagi kelas siang nih. Masuk kelas yuk." Sekilas melihat jam di tangan, Farah lantas mengangguk.

Mereka berdua pun melangkahkan kakinya menuju gedung kelas. Namun baru saja duduk di bangku, sebuah notifikasi pemberitahuan masuk yang sukses membuat mereka melengos.

Pemberitahuan mendadak bahwa dosen tak bisa hadir, membuat muka kesal tercetak jelas di wajah mereka masing-masing.

"Gue mau cabut deh Fa, mending turu. Lo langsung pulang?" Ayu dengan cepat berinisiatif berdiri sedangkan Farah terpaksa mengangguk. Apa pula kegiatannya jika sudah begini, setidaknya sisi positifnya ia bisa leha-leha di kamar.

-------------

Lihat selengkapnya