Besoknya keadaan sedikit banyak mulai membaik bagi Farah. Setidaknya begitu bagi dirinya pagi ini. Meski semalaman ia tak bisa tidur lagi dan sibuk melamunkan entah sebuah kenyataan atau ilusi. Tapi memang dasar manusia, mau seperti apa pun terpuruknya diri sendiri tetap bisa memasang tameng dan berpura-pura.
Menemui Tante Kiara yang ternyata masih menungguinya di sofa ruang tamu, Farah tak tega melihat kesulitan perempuan itu. Akhirnya ia membangunkan Tante Kiara yang tertidur di sana, sembari mengatakan semuanya baik-baik saja.
"Tante, bangun yuk nanti badan Tante makin pegel kalau tidur di sini." Farah mengggoyangkan pelan bahu wanita itu.
Mendapatkan kesadaranya dengan cepat, Tante Kiara langsung memandang Farah dengan raut cemasnya.
"Kamu nggak apa-apa Fa? Masih ada yang sakit? Mau ke rumah sakit nanti, atau kalau ada yang bikin kamu nggak nyaman langsung bilang ke Tante ya." Farah menyungging senyumnya tulus lalu menggeleng.
"Udah Tante tenang aja, aku nggak apa-apa kok. Tante ngapain tidur di sini?"
"Kan nungguin kamu, kalau kamu butuh sesuatu Tante bisa cepat."
"Aku udah lega kok Tan, makasih udah selalu peduliin aku." Tanpa aba-aba Farah memeluk Tante Kiara erat.
"Iya sayang, Tante bakalan selalu ada di sini tenang aja." Mengelus rambut Farah, Tante Kiara tersenyum. Setelah melepas pelukan itu, Tante Kiara mempersilahkan Farah beranjak.
"Ya udah, kamu balik ke kamar atas lagi sana. Hari ini izin aja nggak kuliah, kamu pasti capek." Pengertian seperti inilah yang sedari dulu Farah inginkan, namun sekarang ia malah berkhianat dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak apa-apa Tan, Fa kuat masuk kuliah kok. Justru diam di rumah nggak baik, nanti yang ada makin kepikiran." Farah berupaya menampilkan senyum terbaiknya dihadapan Tante Kiara yang masih sangat sangsi dengan perkataannya.
Memilih diam dan menyimpan semua pikirannya, Tante Kiara lantas mengangguk menyerahkan segalanya pada Farah.
Jadilah siang itu dengan memasang wajah tanpa beban Farah berangkat menuju kampus. Di ruang kelas, sepanjang diskusi kelompok berlangsung, Farah bahkan tak memperhatikan sama sekali. Sungguh bohong jika ia mengatakan tak akan berpikir tentang kejadian kemarin, bahkan di ruang kelas pun ia tak bisa melupakannya. Akhirnya setelah kelas yang berakhir dengan cepat, ia segera menghubungi Ayu.