Sebenarnya apa sih arti sebuah keluarga itu? Dari banyaknya definisi keluarga, yang tertanam di benak Farah hanyalah sebuah tempat di mana dia bisa pulang. Tapi sedari dulu, bahkan ia tak tau persis apa arti pulang yang dimaksud.
Dan kini, setelah terbongkarnya seluruh kenyataan Farah menjadi semakin tak bisa mendeskripsikan makna keluarga bagi dirinya. Apa benar keluarganya yang sekarang tak akan menyakitinya seperti dulu ia pernah mengalaminya. Nyatanya kenangan lama tak akan pernah bisa dienyahkan oleh ingatan. Terlebih itu memiliki makna yang sangat dalam.
Semenjak Farah memutuskan untuk pergi meninggalkan semuanya. Ia langsung menuju Bogor sebagai tempat tujuan, karena ia hanya memikirkan Tante Kiara yang akan menerimanya. Mungkin hal ini terdengar jahat, tapi Farah berpikir Tante Kiara yang tak memiliki seorang anak, akan mengerti dirinya yang juga tak mempunyai siapa-siapa ini.
Satu minggu lalu, setelah melepas penat dengan berlibur bersama sahabatnya. Farah pagi ini menyampaikan keputusan besarnya.
Di ruang keluarga, Tante Kiara sedang memperhatikan dengan saksama tayangan di televisi. Farah dengan hati-hati melangkah menuruni anak tangga, memperhatikan Tante Kiara yang masih saja fokus.
"Tante, aku mau ngomong sesuatu." Pandangan Tante Kiara langsung beralih menatap gadis itu, senyuman terulas kala melihat Farah dan mengajaknya duduk.
"Mau ngomong apa sayang? Ngomong aja, nggak apa-apa kok." Dengan helaan napas yang samar, Farah menyampaikan semua keputusan yang sejak ia berlibur dipikirkannya matang-matang.
"Aku mau nemuin keluarga kandung aku Tan. Aku cuma ingin, berbicara banyak hal sama mereka. Sebelum aku memutuskan akan bagaimana tentang hidup aku." Tante Kiara tersenyum begitu hangat, seolah tak takut kehilangan apa pun. Dia yang sudah mengetahui konsekuensi dari semuanya hanya bisa menerima setiap permintaan Farah.
"Tante dukung kamu Fa. Apa pun yang akan kamu pilih, itu untuk diri kamu. Tante yakin kamu sudah memikirkan semuanya, jadi kapan kamu mau ketemu mereka?" Farah benar-benar tak menyangka Tante Kiara menerima semua keputusannya begitu saja.
Selama ini yang ia lakukan hanya menurut jika Tante Kiara menyarankan sesuatu. Farah terlalu takut merusak kesenangan Tantenya itu, sehingga mengiyakan hampir semua saran wanita itu. Ia tak pernah berpikir, ternyata diterima dan dipercaya bisa terasa se-lega ini. Farah berpikir Tante Kiara akan keberatan dengan sikapnya ini, namun hal itu ternyata tak perlu dipikirkan lagi.
Dulu saat Farah masih bersama keluarga Reno, ia harus menerima semua pilihan yang sudah disusun oleh Ibu Lia. Hidupnya sudah dirancang sedemikian rupa, sampai saat memasuki masa SMA Farah mulai mencoba sedikit 'memberontak'. Mungkin itu istilah yang cocok bagi gadis itu. Hingga ketika keadaan menjadi berlainan, Farah merasa begitu diterima meski dengan kekurangan yang ada pada dirinya.
"Makasih ya Tan, udah percaya sama semua keputusan Farah." Tante Kiara bahkan tak pernah tau, betapa berharganya perlakuan ini bagi seorang Farah. Perbincangan itu berakhir dengan pelukan tulus di antara keduanya.