Esoknya, malam terasa datang begitu cepat. Seolah berlalu begitu saja, Farah masih dengan tingkah cerianya akibat penghiburannya malam kemarin, asik berguling-guling di atas kasur.
Libur perkuliahan tinggal beberapa hari lagi, dan Ayu masih berada di Malang untuk menghabiskan waktu liburnya. Maka dari itu, Farah memutuskan bercerita pada sahabatnya via telepon.
"Halo, Ayu gue mau cerita nih. Tau nggak sih...," ucap Farah memulai curhatannnya.
"Ngapa sih lo, senang banget kedengerannya. Kesambet?" Ayu membalas sarkas di seberang sana. Jarang-jarang Farah senang seperti ini, biasanya sensi melulu yang membuat Ayu harus menjaga sikapnya agar tak menyinggung sahabatnya itu.
"Ihh bukann! Gue kemarin pergi ke taman hiburan. Di sana ada banyak wahana bangett. Terus gue beli es krim cokelat, topping cokelat abis itu gue juga beli bando karakter yang kiyut—"
"Sama siapa emang lo pergi?" Ayu memotong cepat, rasa penasarannya membumbung tinggi, tak biasanya Farah bercerita seceria ini.
"Ehh, itu...itu...sama keluarga gue lahh," ucap Farah pelan.
"Keluarga kandung lo? Gue bersyukur banget kalau lo mulai mau menerima mereka Fa." Ayu bernapas lega, ia lalu membiarkan Farah terus bercerita.
Tanpa perlu melihat sekalipun, semua orang yang mendengar pun akan tau, betapa Farah sangat bahagia dengan keluarganya sekarang. Keluarga yang sebenar-benarnya keluarga. Bukan yang akan membuangnya saat dia ternyata bukan bagian dari mereka.
"Hmm, ohh ya Ayu. Kapan lo balik? Bisa kali kita hangout sama teman kelas lo yang kemarin itu, siapa namanya?"
"Temen gue yang mana, banyak yang lirik lo tapi nggak ditanggepin. Giliran sekarang aja, Ali mau di kemanain?"
"Ali itu sahabat kita Ayu, udah deh ahh." Farah masih sempat-sempatnya mengelak, padahal Ayu mengetahui benar bagaimana perasaan Ali pada sahabatnya ini.
"Serah lo deh, gue udah bilang ya sama lo. Ali itu teman kita yang paling baik, dan bisa dipercaya. Lo nggak mau mempertimbangkan dia gitu?"
"Gue nggak mau merusak persahabatan kita Ayu. Udah deh, kayak Ali suka aja sama gue." Betapa menutupi kenyataan itu susah sekali bagi Farah.
Emang. Ayu menggerutu kesal karena tak bisa berkata lebih.
"Dasar pala batu, dua-duanya pala batu. Mampus gue lama-lama deket kalian."
Dan Farah hanya tertawa mendengarnya.