Story In Dream 2

Rain
Chapter #18

17. Festival

Farah lagi-lagi dibuat tercenung. Pagi hari begini ia baru saja mendapatkan kiriman sebuah buket bunga segar. Tante Kiara hanya nyengir kuda memperhatikan ekspresi anaknya.

"Papa kamu yang kirim. Bilang makasih gih, minimal telepon ya Fa." Tante Kiara buru-buru mengingatkan lalu pergi melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Farah terduduk lemas di sofa ruang tamu. Matanya menatap lurus ke arah buket. Tangannya perlahan meraba bunga kamelia merah muda itu dan menghirup aromanya yang khas.

Masih memegang bunga yang sama, Farah beralih pada ponselnya lalu mengetuk sebuah panggilan.

"Halo, assalamualaikum. Makasih buat bunganya...aku suka."

"Sama-sama Nak. Kamu udah bangun nih pagi-pagi biasanya masih molor," ucap Om Sakta tertawa kecil.

Farah memberengut lalu dengan kekanak-kanakannya membalas ucapan Papanya.

"Aku biasanya juga bangun pagi ya, cuma sekarang libur aja makanya molor." Ia berusaha membela diri. Di seberang sana Om Sakta malah tertawa makin nyaring.

Pagi itu, benang merah hubungan mereka mulai berubah dengan perlahan.

-----------------

Hari ini, Ayu akhirnya kembali ke Bogor setelah libur semester hanya tinggal beberapa hari. Farah dengan semangat menjemput Ayu di stasiun, sekali-kali memeriksa ponselnya jika Ayu memberinya pesan.

Tak butuh waktu lama, Ayu langsung menepuk bahu Farah yang masih saja celingak-celinguk.

"Apa kabar nih, ceria banget tu muka. Pasti kangen beratkan lo sama gue." Ayu dengan jumawanya tertawa bangga.

Lain lagi dengan Farah yang memasang tampak muak melihat kepedean sahabatnya.

"Pede banget lo. Kan lo yang minta jemput gimana sih, gue gabut di rumah ya jelas gue iyain. Dasar." Farah dengan cepat menepuk pipi Ayu agar tersadar. Ayu dengan segera mengaduh akibatnya.

"Aduuh, pelan-pelan napa sih ahh. Iya deh gue yang kepedean, susah banget becanda sama lo," gerutu Ayu kemudian.

Lihat selengkapnya