Story In Dream 2

Rain
Chapter #19

18. Kak Fani

Mereka berdua saling terdiam lama. Setelah menit-menit lewat dengan cepat, nyatanya tak ada yang memulai pembicaraan.

Bahkan tak ada basa basi menawarkan memesan minuman layaknya manusia yang baru saja bertemu. Sibuk dengan pikiran masing-masing, seorang barista berjalan mendekati meja mereka.

"Mau pesan apa, Kak? Silahkan dilihat dulu menunya." Barista itu memberikan selembar kertas yang dibungkus layaknya buku itu.

Dua perempuan itu kompak meladeni barista tersebut tanpa bertanya banyak.

"Saya pesan lemon tea ya."

"Saya air mineral saja, terima kasih."

Setelah barista itu pergi, Fani menghembuskan napasnya kasar. Sepertinya memang dialah yang harus memulai semua pembicaraan ini.

"Fa? Boleh aku mengatakan sesuatu?"

Farah hanya mengangguk, di wajahnya jelas tergambar ia terganggu dengan perkataan Fani. Tapi entah kenapa dia memaksakan diri untuk datang menghadapi kenyataan ini.

"Aku mau minta maaf untuk segalanya Fa. Aku tau kesalahanku nggak pantas untuk dimaafkan, tapi setidaknya kamu harus tau aku sungguh menyesali apa yang pernah aku lakukan." Tatapan Fani berubah sayu, raut ceria dan kuatnya hilang seketika.

"Mungkin kamu muak mendengar permintaan maaf aku ini, tapi aku juga nggak bisa berbuat banyak. Aku siap menghadapi semua kebencian kamu sama aku Fa. Tapi...."

Tapi apa? Farah berusaha keras untuk tak banyak bertanya. Dia sedari awal memang menahan dirinya agar tak menimbulkan ekspresi yang berarti. Entah kenapa Farah masih sulit percaya semua perkataan Fani, Kakak yang tidak diketahuinya ini.

"Tapi, aku boleh nggak meminta satu hal sama kamu?" Pertanyaan itu menggantung. Mereka berdua bertatapan dengan intens, menunjukkan gejolak masing-masing atas pertanyaan tiba-tiba itu.

"Apa?" Farah memutuskan bertanya akhirnya.

"Aku mohon pada kamu Fa, agar kamu bisa belajar menerima kehadiran Papa kamu. Aku mengatakan semua ini, karena aku tau betapa beliau juga terluka sejak dia tau kebenarannya."

Lihat selengkapnya