Story In Dream 2

Rain
Chapter #22

21. Jalan

Pagi itu, Farah untuk pertama kalinya bangun dengan segar. Tak teringat lagi mimpi apa yang menghampirinya semalam. Yang jelas mimpi buruk itu perlahan tapi pasti ikut menghilang.

Mungkin memang efek penerimaan ini menimbulkan rasa yang berbeda. Fisik pun ikut mendukung jika kesehatan mentalmu terjaga.

Pagi ini pula, jadwal perkuliahan menyambut Farah. Sesuai janji mereka kemarin, Papanya akan mengantarnya ke kampus. Layaknya melukis memori yang belum sempat terbentuk sewaktu dulu, kedua insan itu menjalani hari dengan penuh senyuman.

Selama perjalanan menuju kampus Farah tak lagi canggung dan dengan mudah berbicara bahkan tertawa bersama Papanya. Perubahan itu tak luput dari kacamata Papanya. Pria paruh baya itu tersenyum bahagia melihat perubahan sikap putrinya. Bagaimana pun kebahagiaan orang tua selalu terletak pada kebahagiaan anaknya.

Setelah berpisah dengan Papanya, Farah dengan semangat menjalani perkuliahannya. Hingga tiba pada satu kelas, di mana Farah kembali bertemu Reo. Gadis itu dengan riang menyapanya.

Reo yang menjadi sasaran hanya terbengong-bengong melihat perubahan yang begitu kontras itu.

"Lo ngapa bengong? Mangap nggak jelas nanti masuk lalat, gila ya lo?" Salah satu temannya menegur Reo sebelum ia kelihatan semakin tolol.

Reo yang diberitahu malah menggeleng-geleng pelan.

"Tadi gue ketemu orang. Masa semester kemarin dia judes, semester sekarang malah ramah. Aneh nggak sih?"

"Pala lo yang aneh. Biasa aja kali, itu tandanya dia punya gebetan baru." Jawaban ngawur itu langsung ditepis Reo dan membuatnya berlalu pergi.

Laki-laki itu rupanya malah mengejar Farah orang yang dimaksudnya tadi.

"Fa, Farahh!" Yang dipanggil langsung menoleh mendapati seseorang memanggilnya.

"Yoi, ada apa Reo? Pasti mau ngasih tau pengumuman kelas ya? Gue denger kok tadi, selow aja. Btw makasih yaa."

Reo langsung diam dan ternganga melihat respon yang diberikan Farah. Ia lalu hanya mengangguk-angguk bego setelah Farah memilih pamit duluan.

"Wahh, kayaknya gue yang udah gila deh," ujarnya bergumam sendiri.

----------------

Sepulangnya dari jadwal perkuliahan yang melelahkan, Farah kembali di antar oleh Papanya menuju rumah sakit tempat ia magang. Karena hari ini merupakan hari pertamanya, Papanya tak henti-hentinya menyemangati hingga cerita itu mulai diangkat ke permukaan.

"Pa, sebenarnya aku mau ceritain sesuatu."

Lihat selengkapnya