Story In Dream 2

Rain
Chapter #23

22. Bercerita

Hari ini, Farah memutuskan main sebentar ke rumah Papa Sakta. Setelah kemarin mereka mulai sedikit bercerita dan terbuka satu sama lain. Farah, gadis itu mulai bertanya cerewet tentang banyak hal. Papanya hanya tertawa menanggapi semua itu.

"Kamu makin mirip Mama kamu Fa, cerewet banget!" Celetukan itu malah menimbulkan suasana canggung mengingat kematian Mama Farah.

"Iya...iyalah Pa. Kan aku anak kalian." Farah kali ini mampu tersenyum setelah waktu sedikit berlalu dengan hening.

"Pokoknya, aku pengen tau tentang pertemuan Papa sama Mama itu kayak gimana sih? Pasti klise banget nih, yaa." Farah berjalan pelan menuju serangkaian foto yang dipajang di atas meja.

Sedangkan Papa Sakta hanya menyaksikan Farah dengan senyumannya. Tak ia sangka, memiliki Farah akan begitu membahagiakan bagi dirinya. Sekarang Papa Sakta merasa mesti memberitahukan segalanya pada putrinya ini. Keadaan macam apa yang akan dihadapi putrinya ketika akhirnya memutuskan bersamanya.

"Sebenarnya Fa, ada hal yang harus Papa beritahukan pada kamu. Banyak hal yang terjadi sebelum Papa bertemu Mama. Dan lebih banyak hal lagi yang terjadi setelahnya."

Farah menatap Papanya penuh tanda tanya. Papa Sakta mengembuskan napas dan mulai bercerita.

"Apa apaan inih?!" Suara barang-barang pecah menggema bersamaan dengan teriakan kemarahan itu mengudara.

"Kau tidak bisa berpaling Sakta. Ini adalah kenyataan yang tak bisa kau bantah. Selama kau menyandang nama keluarga ini, kau akan tetap menjadi putra saya."

Dengan mata nyalang penuh kepercayaan diri, pria itu menatap putranya yang penuh luka.

Sedangkan putranya meremas tangannya yang mulai berdarah. Senyuman meremehkan jelas tercetak di wajah pria itu. Sakta membuang muka setelah menghancurkan hampir seluruh ruangan. Napasnya menderu seiring dengan kemarahan yang memenuhi setiap tubuhnya.

Lihat selengkapnya