Semalaman, Ayu berpikir tentang aksi penguntitan yang terjadi pada sahabatnya. Awalnya tentu Ayu tak menaruh curiga sama sekali tentang siapa dan mengapa penguntit itu menargetkan Farah. Tapi setelah kemarin, Reno yang tiba-tiba menanyakan keadaan Farah langsung membuat kecurigaan itu mencuat ke permukaan.
Memang bukan yang pertama kalinya Reno menanyakan hal seperti ini pada Ayu, tapi pertanyaan Reno yang begitu mendetail seolah melihat langsung membuat Ayu semakin curiga.
Maka setelah hari itu, Ayu buru-buru meminta penjelasan pada Reno. Di kamarnya sendiri, Ayu mulai menanyakan perihal ini melalui telepon seperti biasanya.
"Kak, lo nggak ngirim orang buat mata-matain Farah kan?" tanyanya langsung pada topik pentingnya.
"Ehh Ayu, ada apa...tiba-tiba nanya kayak gitu?" Jelas sudah, suara Reno selalu bergetar jika ia sedang berbohong. Ayu yang jelas mengenal Kakak sahabatnya ini, mulai mencercanya dengan pertanyaan.
"Kak, gue lagi nggak bercanda ya. Tolong jawab jujur sama gue, ini nggak benar lo tau kan?" Ayu bertanya putus asa, ia mulai memegang keningnya.
Hening sejenak di seberang sana, Ayu langsung dapat menyimpulkan semua kejadian ini.
"Lo kenapa sih Kak? Kalian kenapaa?! Kalau ada masalah itu diselesaikan baik-baik, kenapa kalian nggak pernah berani menemui Farahh, hah? Malah melakukan hal seperti ini, memata-matai Farah juga melalui gue. Selama ini gue masih berusaha mikir positif tau nggak, alasan sebenarnya kalian bisa bertengkar hebat kayak gini. Tapi setelah gue tau apa yang menimpa Farah, gue nggak bisa bilang kalian benar!" Ayu meledak seketika, entah kenapa dirinya sendiri begitu geram dengan tindakan keluarga Reno pada sahabatnya.
"Gue sedari awal percaya ya sama lo Kak, tapi makin ke sini kenapa gue malah makin meragukan kalian? Gue tau gue nggak berhak menghakimi kalian atas apa yang terjadi. Tapi pernah nggak sih lo mikir, dengan semua tindakan lo bakal bikin Farah ketakutan setengah mati? Lo yang paling tau gimana menderitanya Farah dulu, Kak...," ucap Ayu lemah. Ia benar-benar tak habis pikir, dengan ditimpa rasa bersalah Ayu memuntahkan segala keresahannya.
"Gue cuma...nggak mau Farah kenapa-kenapa di sana," jawab Reno setelah begitu lama terdiam
"Tapi nggak gini caranya Kak! Lo tau nggak sih sekarang Farah konsultasi ke psikolog karena depresi? Itu jelas terjadi semenjak kejadian sama kalian!"
Dada Reno seketika berdenyut nyeri, rasa bersalah semakin menikam dirinya. Seketika ia tak bisa lagi merangkai kata-kata mendengar berita ini. Pikirannya saling menikamnya mencoba mencari pembenaran atas kesalahan ini, namun sayang dalam hal ini dirinya benar-benar salah mengambil langkah.