Semester 3 berjalan begitu membosankan dengan segudang tugas menanti setiap harinya. Ditambah dengan kesibukan magangnya, Farah semakin sibuk saja dan tak memiliki jeda dalam hari-harinya. Baru kali ini rasanya, Farah sedikit bisa bernapas lega meski dengan seluruh kesibukannya. Dahulu, ia benci sekali setelah perkuliahan berakhir ia harus pulang hanya untuk memikirkan segala hal yang terjadi di masa lalunya. Sekarang semua itu bukan lagi masalah.
Farah baru saja bergabung di bangku taman ketika melihat Ayu dan Ali yang berbicara begitu santai.
"Lo yang bener ngomongnya ya." Ali mengangguk ketika ia melihat Farah mulai berjalan ke arah mereka.
"Eh Fa, udah selesai kelasnya?" Ayu langsung berbalik menatap sahabatnya ketika Ali memilih diam menyimak.
"Iyaaa, akhirnya gue kelar kelas. Gue mau nyantai nihh, tau nggak lo gue hari ini libur magang! Jadi hari ini gue bisa leha-leha deh," ucap Farah dengan semangat. Ayu sontak mengangguk mengerti dan menyikut tubuh Ali yang tepat berdiri di sebelahnya.
"Ohh iya Fa. Kamu mau nggak datang ke pertandingan futsal fakultas aku? Kebetulan aku mau tanding untuk masuk tim." Ali tersenyum tulus pada Farah, Ayu juga ikut mengangguk-angguk lagi seolah membenarkan perkataan Ali.
"Lo kosong kan nanti sore Fa? Pas banget itu, bisa kali kita main ke fakultas teknik. Tandingnya sore kan ya Al?" Ayu bertanya santai pada Ali yang tergagap mengangguk membenarkan.
Farah berpikir sejenak untuk mempertimbangkan hal itu, ia memperhatikan kedua muka sahabatnya yang kelewat antusias. Meski sebenarnya Farah memiliki agenda untuk bermalas-malasan nantinya, sepertinya ia kali ini mulai berusaha berubah dan mengangguki permintaan sahabat-sahabatnya.
"Iya, boleh deh. Lagian gue juga nggak pernah liat anak futsal main. Jam berapaan mainnya?" tanya Farah riang. Akhir-akhir ini ia memang sedikit ceria dibanding biasanya. Tentu itu tak terlepas dari efek penerimaan dirinya akan segala hal terutama tentang Papanya.
Ali dan Ayu sontak berseru kegirangan, Farah sampai terheran-heran dengan respon sahabatnya itu. Tak berapa lama, mereka kembali ke kelasnya masing-masing. Sedangkan Farah memilih pulang terlebih dahulu sebelum acara pertandingan nanti sore.
--------------
Dari bangku tribun, Ayu sibuk berteriak menyemangati sambil menepuk balon balon mirip bantalan itu entah dari mana ia mendapatkannya. Farah menggeleng heran melihat aksi sahabatnya itu yang kelewat antusias. Di tribun yang sama Farah menyaksikan seluruh aksi Ali dan timnya. Sekali-kali dapat ia tangkap Ali melirik ke arah tribun mereka. Farah hanya mengabaikan sikap Ali yang jelas berarti apa dan fokus memperhatikan pertandingan. Tentu saja tujuan Ali mengajak Farah agar mereka setidaknya tak terlalu canggung satu sama lain. Setelah penolakan itu, bagi Farah hal ini sudah jelas dan ia tak akan membuang waktunya untuk memikirkan hal itu lagi. Namun bagi Ali itu jelas berbeda.