Story In Dream 2

Rain
Chapter #29

28. Hujan

Makan siang di kantin fakultas yang di maksud Farah berubah begitu horor ketika melihat Ali ikut bergabung. Baru saja akan bermaksud kabur tadinya, Ayu buru-buru menahannya.

"Ali udah bela-belain yaa datang ke fakultas kita Faa. Apa salahnya coba kalau dia gabung bareng kita. Gue nggak nyuruh lo ngapa-ngapain elahh. Santai ajaa," cerocos Ayu sebelum Farah sempat bergerak.

Dengan muka tertekuk kesal, Farah duduk tepat di sebelah Ayu yang menghadap Ali. "Eh Al udah sampe aja, nggak lama kan nunggunya?" Ali menggeleng dan beralih menatap Farah, gadis itu balik menatapnya ketika Ayu malah kabur memesan makanan mereka.

"Hai Fa, apa kabar?" Pertanyaan basi lagi. Farah dengan sedikit memperbaiki ekspresi wajahnya mengangguk menjawab.

"Hmm, gue baik." Setelahnya tidak ada percakapan sama sekali sampai kedatangan Ayu yang membawa makanan mereka. Ali berusaha membantu Ayu menyisakan Farah di meja.

"Lo nggak nanya hal yang aneh lagi kan?" Ayu bertanya pelan setelah sedikit jauh dari meja.

"Gue cuma nanya kabar dia kok," balas Ali pelan.

"Mulai deh, kaku banget sih lo Al. Tanya kek, makanan semalam enak nggak? Apa kek gitu." Ayu menggerutu kesal sepanjang jalan mereka menuju meja kembali.

Dan Ali hanya mengangguk-angguk. Ia juga kesal, terlebih pada dirinya sendiri. Betapa ia memang tidak akan bisa memperjuangkan perasaannya, jika Farah saja tak nyaman padanya seperti ini. Entah komedi macam apa yang dimainkannya ini.

--------------

Malam beranjak cepat ketika Farah baru saja memutuskan pulang dari mengerjakan tugas kelompoknya. Sedang asik menikmati pemandangan lampu jalan yang remang, rintik hujan mulai turun dan semakin menderas secara perlahan. Karena malas berteduh dan menunda kepulangannya menemui kasur yang empuk, Farah membiarkan rintik hujan membasahi tubuhnya yang dibalut kemeja longgar. Hijab yang ia kenakan mulai basah dan membasahi kepalanya.

Farah merentangkan tangannya lebar-lebar dan bermain hujan hingga membasahi wajahnya. Farah menatap rintik hujan yang turun membasahi tangannya yang mulai memucat. Hujan ini benar-benar menenangkan pikirannya di tengah segala hal yang telah dilalui dirinya. Farah menyemangati dirinya sendiri akan apa pun takdir yang akan hadir dalam hidupnya.

Tak lama menikmati hujan, sebuah jaket melekat di atas kepala Farah disusul sebuah payung yang menaunginya. Farah mengadah dan berbalik untuk mengetahui siapa manusia yang berbaik hati padanya ini. Dan alangkah terkejutnya ketika yang didapatinya adalah Ali yang kehujanan dengan hanya memakai kaos lengan pendeknya.

Lihat selengkapnya