Story In Dream 2

Rain
Chapter #32

31. Stasiun Kereta

Pertemuan ini akan berakhir dengan mudah. Itulah kalimat yang sedang ditanamkan oleh Farah dibenaknya berulang kali saat mereka akhirnya menginjakkan kaki di stasiun ini. Setelah kemarin malam, Papa Sakta kembali mengingatkan Farah tentang kenyataan yang berubah begitu aneh ini, mereka sudah berada di tempat yang akan menjadi saksi pertemuan mereka berdua setelah bertahun-tahun.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Farah masih saja memaksakan diri dan mengulang kalimat itu dalam kepalanya.

"Fa, mereka sudah sampai. Ayo kita samperin." Farah meringis meratapi pertemuan macam apa yang akan terjadi pada dirinya dan keluarganya ini. Papa Sakta sudah berjalan terlebih dahulu menyusul Farah di belakangnya.

Menyeret koper dan menenteng beberapa tas kecilnya, Rifa kerepotan sendiri membawa barangnya karena Kakaknya malah sibuk menatap tajam Papa mereka dibanding membantu Adiknya. Ketika dua pasang manik mata itu bertemu, Farah langsung menyembunyikan dirinya di belakang tubuh Papanya.

"Rayfan, Rifa-"

"Jadi, di mana anak yang Papa cari-cari itu selama ini, hah?" Rifa menepuk gemas lengan kakaknya setelah berhasil menyeret kopernya sendiri. Farah memilih berdiri di belakang Papa Sakta berusaha bertingkah senormal mungkin.

"Kakak nggak boleh gitu tauu, nanti Kakak aku malah kabur ngeliat muka galak Kak Fan iiih." Rifa berceletuk ringan dan sejenak melupakan seluruh kerepotannya.

"Ahh iya, perkenalkan ini-" Dengan kikuk Papa Sakta beranjak memperlihatkan wajah Farah sepenuhnya.

"Ya ampun, Kak Fafa? Kak Fafa kok bisa ada di sini? Kebetulan banget!" Rifa berseru kegirangan. Belum sempat memperkenalkan putrinya ini, Papa Sakta mengerutkan dahinya bingung melihat reaksi Rifa anaknya.

"Kalian...saling kenal?" tanya Papa Sakta memastikan. Rifa mengangguk cepat, lalu mulai tersadar dan bertanya banyak hal.

"Tapi bentar deh, kenapa Kak Fafa barengan sama Papa?"

"Rifa, Rayfan. Farah adalah saudara kalian yang selama ini Papa cari."

Lihat selengkapnya