Kejujuran apa yang paling menyakitkan bagi Farah? Apa kejujuran akan kebenaran bagaimana Farah mengetahui tentang keluarga kandungnya? Atau kejujuran tentang perasaannya yang pernah ditolak oleh orang yang paling ia kagumi? Semua itu, nyatanya tak sebanding dengan kejujuran Rayfan selanjutnya yang sukses membuat Farah mati-matian menghindarinya.
Hari itu perkuliahan berjalan seperti biasa, Farah dengan akal-akalannya memutuskan pulang sendirian setelah ia selalu diteror Rayfan tentang mereka yang akan pulang bersama. Farah memilih melimpir dan duduk bersama Reo, Farhan dan Gio yang belakangan ini semakin akrab dengannya. Ayu yang sibuk dengan jadwal kelasnya sekali-kali ikut bergabung dengan circle baru Farah itu meski dengan tanda tanya besar. Selebihnya semua berjalan lancar, Ali pun sekarang semakin jarang nimbrung bersama mereka. Hal itu membuat mood Farah semakin membaik minggu ini.
Malamnya, Farah memilih menyibukan diri merenung di balkon lantai dua. Menikmati angin malam yang menyejukkan, angin sepoi-sepoi ikut memainkan anak rambut Farah. Semua kesenangan itu berakhir ketika Rayfan ikut berdiri di belakangnya. Farah melirik malas bayangan seseorang yang ia ketahui pasti siapa gerangan.
"Fa, aku boleh ngomongin sesuatu?" Berbeda dari tempo hari saat pertama kali bertemu setelah sekian lama. Farah berbalik menatap Kakaknya ini dengan malas, berusaha berdamai dengan dirinya dan menghilangkan rasa malu, canggung, dan kekesalannya sendiri.
"Apa?" tanya Farah sungguh tak berminat.
"Mungkin kejujuran ini nggak berarti apa-apa lagi buat kamu. Tapi setidaknya aku benar-benar menginginkan kamu tau akan hal ini," ucap Rayfan setelah itu terdiam. Farah langsung menatap Rayfan dengan pandangan berbeda. Berusaha mencari maksud apa lagi yang akan disampaikan oleh Kakaknya ini.
"Selama ini, aku berusaha menyadari perasaan aku sendiri. Dan setelah aku memahaminya sayangnya itu sudah teramat terlambat. Aku sayang kamu Fa, aku tau itu-"
"Yaiyalah kan lo Kakak gue sekarang," potong Farah sarkas. Namun keengganan Farah itu tak membuat Rayfan surut untuk menyampaikan semuanya.
"Maaf baru mengetahui hal ini sekarang Fa. Sungguh maafkan aku, karena ternyata aku sangat menyayangi kamu. Bukan sebagai saudara atau Adik sahabatku yang dulu mesti aku jaga. Tapi sebagai seseorang yang ternyata memahami aku melebihi diri aku sendiri."