Demi menghindari segala kerumitan hatinya, Farah pagi-pagi buta memutuskan kabur ke rumah Tante Kiara untuk menenangkan diri. Tante Kiara yang heran dengan kedatangan Farah di jam yang sangat tidak biasa ini, mulai merecokinya.
"Pagi amat ke sininya Fa?" tanya Tante Kiara lembut, ia memperhatikan Farah yang malah berbaring di sofa ruang tamu sambil memejamkan mata.
"Hmm, iya kangen Tante Kiara banget soalnya," kelakar Farah lalu tersenyum sendiri dengan perkataannya.
Tante Kiara melempar pelan muka Farah dengan bantal sofa, membuat Farah merengeng terganggu.
"Gaya kamu makin banyak sejak ketemu Papamu ya. Dia lucu ya? Sampe kamu ketularan gini." Tante Kiara mengusap-usap rambut anaknya itu penuh sayang. Jelas saja sebenarnya ia hanya ingin melepas rindu dengan segala sikapnya pada Farah.
"Papa jokesnya nggak lucu Tan, kan jokes bapak-bapak garing semua," jawab Farah ngasal sembari tertawa pelan setelahnya.
"Iya deh, iyaa. Jadi, kenapa kamu pulang-pulang subuh begini ke rumah, hah?" tanyanya sekali lagi, kali ini Farah tak buru-buru menjawab pertanyaan itu.
Farah berbaring cuek di sofa, ia memilih berbaring menyamping ke kanan setelah itu ke kiri seolah tidak nyaman. Tante Kiara yang melihat gelagat Farah itu hanya menggeleng heran.
"Nggak kenapa-napa ihh Tante mah." Farah semakin memberengut, menyembunyikan mukanya dengan bantal.
"Ya udah kalau nggak mau cerita. Nanti kamu ada kelas jam berapa Fa? Biar sekalian Tante anterin, udah lama nggak nganterin kamu deh," tutur Tante Kiara riang.
"Hmm, jam 9. Aku mau tidur lagi dulu, Tante nanti tolong bangunin yaa." Dan setelah itu tak terdengar lagi suara gadis itu sampai Tante Kiara memutuskan untuk beranjak menuju dapur.
-------------
"Dahh Tan, hati-hati!" Farah melambaikan tangannya dengan ceria ketika Tante Kiara berlalu pergi dengan mobilnya sembari tersenyum.
"Tumben bener lo dianterin Tante Kiara, Rayfan mana?" Ayu tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelahnya saat Farah menoleh.
"Di rumah lah di mana lagi, gue kan nggak selalu serumah sama dia," jawab Farah ketus. Ia lalu berlalu menuju gedung kelasnya tanpa memperdulikan Ayu yang bertanya lebih jauh.
"Buset dah, kenapa lagi tu anak sih. Makin sensi aja gue liat," gumam Ayu bermonolog sendiri.
Kelas langsung dimulai ketika dosen yang mengajar memasuki ruangan. Beliau mulai menerangkan banyak hal mengenai teori sosial dan sebagainya yang hanya berlalu lalang di otak Farah. Ia hanya memandangi dosennya tanpa benar-benar memperhatikan. Pikiran Farah kembali pada kejadian tadi malam yang masih saja mengusiknya hingga kini. Setelah kelas berakhir dengan cepat, Farah mempercepat langkahnya untuk cabut dan mencari keberadaan Ayu.
Tak jauh dari gedung kelas, Ayu dan Ali tentunya asik mengobrol akrab di gazebo taman. Farah dengan pasrah melangkah ke sumber kericuhan itu sebelum ia malah ditemui oleh Rayfan. Entah kenapa tekat Farah untuk benar-benar mengenyahkan Rayfan dari pandangan matanya semakin kuat setelah apa yang terjadi semalam.
"Wehh udah selesai kelas nih. Aman sama tu dosen?" tanya Ayu tiba-tiba saja banting setir mengajaknya berbicara.
Ali hanya diam menyimak setiap pembicaraan mereka berdua.