Story In Dream 2

Rain
Chapter #41

40. Simetri

Hari-hari kuliah membosankan kesekian kalinya ketika Ali dan Farah sedang mengendarai motornya menuju kediaman Papa Sakta. Mengingat Reno yang masih ada di Bogor menurut kabar dari Tantenya, Farah memutuskan menginap di rumah Papanya sampai semuanya kembali baik-baik saja bagi dirinya. Farah yang mulai bosan memperhatikan jalanan, mulai mengeluarkan pertanyaan random pada Ali.

"Eh Al, kenapa akhir-akhir ini jadwal kita samaan ya? Lucu deh, kalau dipikir-pikir." Farah berbicara kencang, berusaha mengalahkan desiran angin akibat kecepatan berkendara mereka.

Sedangkan Ali yang mendengar pertanyaan Farah, tersenyum di balik helmnya. Ia mulai mengeluarkan celetukan khasnya.

"Mungkin kita jodoh kali," ujar Ali bersuara. Farah langsung melengos dan menggetok helm Ali dengan gemas.

"Kita liat nanti ya, siapa jodoh gue," ucap Farah pelan. Ali yang tak mendengar dengan jelas hanya mengangguk-angguk mengerti.

Esoknya, hari membosankan lainnya berlangsung ketika Farah dan Ayu kompak nongkrong di tempat kesayangan mereka yaitu gazebo taman fakultas. Setelah sempat bersitegang kemarin, mereka berdua resmi berbaikan pagi ini. Mereka berdua sibuk memperhatikan layar masing-masing, mengerjakan laporan yang tak ada habisnya itu. Sampai kebosanan Ayu mulai mengusik mereka berdua.

"Eh Fa, gimana perkembangan hati lo?" Ayu bertanya antusias, menatap sahabatnya yang masih fokus dengan layarnya.

"Perkembangan hati apaan?" tanya Farah malas, karena ia dengan cepat mulai mengerti ke arah mana pertanyaan sahabatnya ini.

"Si Ali lah, siapa lagi."

Ayu menoel-moel bahu Farah, yang sukses sudah membuatnya terusik dan menatap sahabatnya.

"Lo berharap apa sih? Ya jelaslah gue anggap dia sebagai sahabat gue doang, nggak lebih," tutur Farah, berusaha menjelaskan semuanya.

"Lagian ya, perasaan itu nggak berubah semudah membalikkan telapak tangan. Kalau pun berubah, pasti banyak hal yang terjadi sampai perasaan itu berubah," sambung Farah lagi.

Ayu menggeleng-geleng heran, melihat Farah yang sudah kembali fokus menatap layarnya setelah mengatakan semua hal itu. Padahal Ayu masih saja berpikir kemungkinan apa yang terjadi di sini.

"Apa mungkin lo masih memiliki perasaan sama Kak Rayfan-"

"Ya nggak lah, gila ya. Ada-ada aja pemikiran lo Ayu!" Farah beteriak membantah, membuat Ayu tertegun beberapa detik.

Lihat selengkapnya