Story In Dream 2

Rain
Chapter #44

43. Accident

Pertemuan pertama setelah sekian lama ini benar-benar canggung. Meski masih saja kebungkaman terjadi setelah perempuan itu memperkenalkan diri, Reno tau siapa manusia di hadapannya ini meski sudah berubah begitu banyak.

Reno menahan semua pertanyaan di dalam benaknya terkait alasan sebenarnya perempuan di depannya ini akhirnya datang menemuinya. Terutama setelah meninggalkan keluarganya sendiri dan memilih menghilang bak ditelan bumi.

"Reno, aku ngajak kamu bertemu di sini untuk menanyakan keadaan Ibu. Semuanya baik-baik aja kan?" Pertanyaan yang payah untuk memulai percakapan sebenarnya. Reno seolah ingin terkejut dengan pertanyaan jenis apa yang dilayangkan Kakaknya itu.

"Lo menghilang kayak ditelan bumi, dan sekarang setelah bertahun-tahun lamanya lo nanya hal itu sekarang?" Reno terkekeh pelan, menyunggingkan senyum meremehkan sembari melipat tangannya di dada.

Suasana meja restoran yang mereka tempati menjadi begitu panas seiring dengan jawaban sarkas Reno.

"Oke, aku bisa jelaskan dulu ya. Kakak nggak mau ini semua terjadi, tapi sayangnya kenyataan ini karena aku awalnya. Dan aku sekarang hanya mencoba bertanggung jawab oke?" Fani menjelaskan sebisa mungkin melihat Adiknya menatapnya tanpa minat. Perempuan itu menjadi kesal melihat reaksi Adiknya itu.

"Kalau lo mau bertanggung jawab. Kembali ke Malang atau lo bakal menyesal seumur hidup!" hardik Reno menunjuk Fani dengan marah.

Fani yang terkejut, berusaha mengendalikan dirinya. Ia kini mulai menyadari kemarahan macam apa yang ada di mata Adiknya.

"Itu memang kesalahan aku Reno. Aku tau, aku akan kembali ke Malang setelah menyelesaikan semuanya. Dan aku berhasil, Farah menemukan keluarga kandungnya. Aku akan pulang meski dengan seluruh cacian itu, kamu mau mendengar kebenaran yang sebenarnya Reno?"

Angin datang melambai-lambaikan rambut Fani yang terurai bebas. Reno kali ini menatap Kakaknya dengan pandangan berbeda. Entah kebenaran macam apa lagi yang akan diketahuinya dari Kakaknya ini. Ia mengangguk pelan membuat Fani menghela napas lega. Fani berusaha mengatur napasnya untuk mulai menceritakan kesalahan itu.

"Kamu tau Reno, apa penyesalan terbesar aku? Merasa bisa mengubah ekspektasi orang lain. Aku melakukan semua hal itu, sebenarnya hanya karena alasan kekanak-kanakan agar aku nggak terlihat lebih buruk dibandingkan kalian. Nyatanya setelah aku melakukan semuanya, aku tetap saja sama buruknya. Sampai aku akhirnya muak juga dengan seluruh perlakuan Ibu yang nggak akan pernah sama di antara kita. Aku berkata jujur setelahnya, sayangnya Ibu terlalu peka dan menanggapi semuanya dengan serius. Tes DNA yang membuktikan seluruh perkataanku. Dan setelah itu yaa, Ibu mulai bersikap seperti yang kamu tau dari beliau."

Lihat selengkapnya