Story In Dream 2

Rain
Chapter #45

44. Aneh

Setelah Ayu yang memberitahukannya perihal keadaan Ali. Malam itu juga Farah diantar Rayfan meluncur menuju rumah sakit. Farah berupaya mengusir Rayfan yang masih saja setia menunggunya di luar ketika ia bertekad menunggui Ali semalaman. Sayangnya butuh usaha ekstra untuk mengusir manusia itu. Farah dan Ayu terlibat suasana hening yang jelas kontras sekali dengan suasana ruang rawat yang ramai dilalui orang-orang dan tenaga medis hilir mudik. Ketika pukul satu dini hari, Ali terbangun ketika ia merasakan tangannya yang ditimpa sesuatu. Saat menoleh, ia mendapati Farah yang tertidur di kursi dengan kepalanya di atas ranjang. Ali terkejut mendapati pemandangan yang tak biasa ini.

Ayu datang tak lama kemudian, dan mulai merecokinya.

"Lo kenapa sih, pake acara kecelakaan segala. Kita khawatir tau nggak, gila ya makanya hati-hati dong Al," ucap Ayu gemas. Ali mengerutkan keningnya.

"Kita? Siapa lagi emang yang khawatir."

"Ya elah, pake ditanya. Tu yang lagi tidur, gue yang ngasih tau dia lo kecelakaan. Kayaknya dia khawatir beneran deh Al." Ayu tersenyum usil sembari menunjuk Farah yang masih saja tertidur dengan nyenyak. Ali langsung memandangi lama, Farah yang ikut menunggunya.

"Oh iya, besok sore lo udah boleh pulang kok. Luka lo termasuk ringan meski itu bikin migrain kepala. Lo cuma mesti check bagian kepala lo deh Al, itu kata dokter tadi." Ali mengangguk dan beralih untuk duduk menyandar di ranjang. Farah masih saja tidur dengan nyenyak. Hal ini mengingatkan Ali pada kejadian beberapa tahun lalu saat mereka masih sekolah menengah.

Pagi menjelang siang di hari Kamis, Farah sekelas mendapatkan jadwal olahraga di lapangan. Saat materi pembelajaran ternyata mengarah pada permainan bola besar terkhususnya voli, masing-masing individu diminta untuk mampu menguasai teknik dasar terlebih dahulu sebelum memulai permainan kecil-kecilan untuk melatih teknik mereka. Farah yang jelas sedikit kikuk dengan bola perlahan-lahan mulai mencoba memainkan bola bersama beberapa temannya. Saat satu tim mereka fokus memperhatikan arah datangnya bola yang dioper satu persatu.

Satu bola dari tim lainnya mulai melambung tanpa arah hingga membentur tepat mengenai kepala Farah. Seketika gadis itu pingsan, dan bangun-bangun ia sudah berada di UKS. Ketika menyadari ada orang yang ikut menemaninya, Farah sontak membangunkannya saat itu. Orang itu adalah Ali, sebenarnya itulah pertemuan pertama mereka.

"Eh, kamu udah bangun? Gimana, masih sakit nggak kepalanya?" Ali menunjuk kepalanya sendiri memberi isyarat.

Farah berusaha untuk duduk ketika kepalanya ternyata memberikan reaksi nyeri. Gadis itu sontak memegang kepalanya dan mengeluh.

"Aduhh, kayaknya masih nyeri deh. Ini aku gimana yaa abis ini? Mana masih ada kelas lagi."

"Nggak apa-apa kok. Itu karena kamu kena bola tadi, jadi wajar masih pusing. Untuk kelas kamu udah diizinin kok, oh iya kenalin nama aku Ali dari 7.1," jawab Ali riang, Farah memperkenalkan dirinya balik.

Dan begitulah pertemuan pertama mereka, sejak saat itu Ali jadi sering memperhatikan Farah. Sekali-kali menyapanya dan bertingkah sebagai temannya hingga mereka berdua dipertemukan di satu kelas yang sama di penghujung tahun terakhir sekolah menengah.

Mengingat masa-masa itu mampu membuat Ali tersenyum geli, Ayu yang menatapnya aneh mulai berspekulasi yang tidak-tidak.

Lihat selengkapnya