Story In Dream 2

Rain
Chapter #48

47. Membujuk

Tak menyerah begitu saja, Rayfan memutuskan nekat mengikuti Farah. Baru saja Adiknya itu turun dari taksi, Rayfan buru-buru juga memberhentikan kendaraannya. Farah yang menunggu taksi berlalu pergi menatap heran kedatangan Rayfan yang jelas tak diduga. Memilih menunggu Rayfan yang berjalan menghampirinya, Farah menatapnya tak bersahabat.

"Jadi, kenapa lagi?" tanya Farah sebal.

"Fa, kamu bisa nggak hari ini nginap di rumah Papa aja?"

Farah yang kepalang heran dengan tingkah Rayfan ini, menggeleng keras kali ini.

"Nggak, berapa kali sih gue bilang. Hari ini gue cuma mau di rumah, jangan ajak gue ke mana-mana lagi, gue udah capek tau nggak!" Farah mengeluh frustrasi, memikirkan permainan macam apa yang dilakukan oleh Kakaknya ini padanya.

Sedangkan Rayfan sudah kehabisan cara menahan Adiknya ini, ia tak bisa memikirkan alasan yang lebih baik lagi mengingat Ayu bahkan tak memberitahukannya alasannya tiba-tiba memintanya untuk menahan Farah di rumah mereka.

"Tapi Fa, ini penting untuk kamu. Aku...aku nggak bermaksud buruk, oke."

"Lo kenapa sih Kak? Alasannya apa coba gue mesti di rumah Papa lagi, nggak liat lo gue udah di sini?" tanya Farah semakin tidak nyaman.

"Aku nggak bisa jelasin alasannya," ucap Rayfan menunduk lesu.

Farah semakin menggelengkan kepalanya heran, alasan macam apa yang tidak bisa ia katakan. Terkadang Rayfan menjadi orang yang sulit ditebak baginya.

"Dengerin gue, Papa juga udah membolehkan gue untuk nginap di sini. Dan sekarang kenapa lo berusaha menahan gue? Maksud lo apa lagi sih Kak, nggak cukup alasan gue pergi jauh karena lo? Karena perasaan-"

"Oke, oke ini karena Ayu. Dia yang minta aku buat nahan kamu di rumah."

Farah terdiam seketika, ada apa lagi rencana Ayu dan Reno Kakaknya itu sampai melibatkan Rayfan? Farah terus berpikir kemungkinan lainnya tapi ia masih belum bisa menyambungkan semuanya. Farah kembali menatap Rayfan yang sama frustasinya dengannya.

"Ayu nggak jelasin kenapa dia nyuruh nahan gue?" tanya Farah pelan. Rayfan menggeleng, Farah berusaha meneliti sorot mata Rayfan yang jelas tak mengetahui apa-apa antara dia dan keluarganya. Sepertinya Papa Sakta pun tak memberitahukan mereka. Farah bernapas lega dan menatap Rayfan sedikit bersahabat kalinya.

Lihat selengkapnya